kievskiy.org

Ambisi China Jadi Negara Paling Ramah Lingkungan di Dunia Ternyata Ancam Kelestarian Lingkungan Juga

Ilustrasi pegunungan himalaya dan bendungan.
Ilustrasi pegunungan himalaya dan bendungan. /Pixabay/AshishVermaPhotography/HOErwin56

PIKIRAN RAKYAT - Selain berambisi untuk menguasai Asia Pasifik, China juga ingin menjadi yang terdepan dalam pengembangan energi terbarukan agar dianggap sebagai negara paling ramah lingkungan di dunia.

Berbagai upaya dilakukan demi mengejar target nol emisi karbon. Namun, ternyata langkah-langkah 'ramah lingkungan' yang diambil China justru memberikan dampak lain terhadap lingkungan.

China berniat membendung sungai suci Tibet yang berhulu di Pegunungan Himalaya. Namun, proyek China ini justru bisa mematikan kehidupan di sepanjang sungai bahkan sampai ke muaranya.

Baca Juga: Ulama Iran: Orang yang Divaksinasi Covid-19 Berubah Menjadi Homoseksual atau Gay

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, proyek bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Sungai Yarlung Tsangpo di Wilayah Otonomi Tibet diumumkan pada November 2020 silam oleh media pemerintah China.

Mereka berencana membuat PLTA terbesar di dunia dengan proyeksi produksi listrik mencapai 60 gigawatt. Proyek tersebut akan dikerjakan demi mencapai ambisi karbon netral China pada 2060 mendatang.

Beijing terus menggenjit proyek bendungan Yarlung Tsangpo, sekalipun diprotes keras oleh kelompok pembela HAM dan pengamat lingkungan Tibet.

Baca Juga: Koruptor Positif Covid-19 di Sukamiskin Bandung, dari Eks Wali Kota hingga Mantan DPRD

Pasalnya, Sungai Yarlung Tsangpo punya ikatan yang sangat kuat dengan rakyat Tibet. Di sanalah Kerajaan Tibet Kuno pertama, Yarlung didirikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat