kievskiy.org

Unjuk Rasa Tewaskan Warga Sipil, PBB Kecam Militer Myanmar

Antonio Guterres, Sekjen PBB./
Antonio Guterres, Sekjen PBB./ /Twitter.com/@antonioguterres Twitter.com/@antonioguterres

PIKIRAN RAKYAT - Gejolak politik di kawasan Asia Tenggara terus berlanjut.

Hal ini bermula dari Myanmar yang saat ini tengah dilanda krisis politik.

Krisis politik di Myanmar diawali pada aksi kudeta yang dilakukan militer terhadap pemerintahan sipil di negara itu.

Perebutan politik secara paksa tersebut menuai protes dari warga sipil Myanmar.

Baca Juga: YLBHI Tunggu Permintaan Revisi UU ITE dari Jokowi, DPR: Harus Ditindaklanjuti

Baca Juga: Kapolri Minta Jajarannya Utamakan Mediasi Kasus Pelaporan UU ITE dengan Pengecualian

Namun, para demonstran mendapatkan tindakan kekerasan dari aparat keamanan hingga menimbulkan korban jiwa.

Terbaru, Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan penggunaan senjata mematikan, hingga kekerasan atas demonstasi antikudeta yang terjadi di Myanmar tak bisa diterima.

"Penggunaan senjata mematikan, intimidasi dan kekerasan menghadapi demonstrasi damai itu tidak dapat diterima," kata Guterres seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari AFP.

Hal tersebut diungkap Guterres menanggapi tewasnya tiga demonstran antikudeta militer di Myanmar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat