kievskiy.org

Berbeda Pandangan, Turki Keluar dari Perjanjian Eropa Soal Kekerasan Perempuan

Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan./
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan./ /Pixabay Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Kekerasan terhadap perempuan kerap terjadi hampir di seluruh negara di dunia.

Tindakan tersebut membuat negara-negara di dunia terus mencari cara untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan.

Terbaru, pejabat Turki menyuarakan dukungan keputusan menarik diri dari perjanjian Eropa tentang pencegahan dan pemberantasan kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga.

Wakil Presiden Fuat Oktay mengatakan bahwa dirinya mendukung keputusan tersebut.

Baca Juga: India-AS Tingkatkan Kerja Sama Strategis, Sempat Singgung Soal ASEAN

Baca Juga: LSM Myanmar Sebut Junta Militer Lakukan Penjarahan dan Sembunyikan Mayat

"Kami bertekad membawa perjuangan tulus kami meningkatkan reputasi dan martabat wanita Turki ke tingkat yang pantas mereka dapatkan dengan melestarikan tatanan sosial tradisional kami," kata Oktay melalui keterangan tertulisnya seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

"Tidak perlu mencari obat di luar, meniru orang lain. Solusinya ada dalam tradisi dan adat istiadat kami, dalam esensi kami," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu juga turut merilis pernyataan.

"Ada atau tidak adanya konvensi internasional tidak mengurangi atau meningkatkan tanggung jawab kami untuk mencegah segala bentuk kejahatan yang akan dihadapi warga negara kami," ujar Soylu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat