PIKIRAN RAKYAT - Hingga saat ini, Myanmar masih dilanda krisis politik.
Krisis politik di Myanmar bermula adanya perebutan kekuasaan secara paksa (kudeta) yang dilakukan oleh militer terhadap pemerintahan sipil di negara itu.
Selain itu, militer Myanmar juga melakukan terhadap sejumlah pejabat sipil di negara itu, salah satunya tokoh peraih nobel perdamaian Aung San Suu Kyi.
Kudeta tersebut menimbulkan reaksi penolakan dari warga sipil Myanmar melalui aksi unjuk rasa.
Baca Juga: Dinilai Tunduk pada Pembatasan, Uni Eropa Cabut Sanksi untuk Politisi Libya Pro-Khaftar
Baca Juga: Masuki Empat Dekade, Krisis Air Bersih Perburuk Kondisi Kelaparan di Angola
Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat
Namun, aksi unjuk rasa itu tersebut mendapatkan tindakan kekerasan dari tentara Myanmar hingga menimbulkan korban jiwa.
Terbaru, kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga yang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer sudah mencapai 459 orang sejak 1 Februari lalu.