kievskiy.org

Berbeda Sikap Terhadap Pembuangan Limbah Radioaktif, Jepang Dicap ‘Bermuka Dua’

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir.
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir. /Pixabay/Markus Distelrath

PIKIRAN RAKYAT – Baru-baru ini, Jepang mengumumkan keputusannya untuk melepaskan lebih dari satu juta ton air yang terkontaminasi dari pembangkit listrik tenaga nuklirnya yang rusak ke Samudra Pasifik.

Pernyataan tersebut, tentunya menuai kritik bahwa Tokyo memiliki sikap ‘bermuka dua’ terhadap pembuangan limbah radioaktif.

Pasalnya, Jepang berada di garis depan protes yang menuntut penghentian pembuangan limbah radioaktif terhadap Rusia.

Kenyataannya, sikap yang diambil Jepang tersebut mengingatkan dunia terhadap penggunaan laut oleh Rusia sebagai tempat pembuangan limbah radioaktif yang dikonfirmasi pada 1993 hingga mengejutkan komunitas internasional.

Baca Juga: PKS dan Golkar Lakukan Pertemuan, Dua Pimpinan Partai Beberkan Harapan untuk Demokrasi Indonesia

Namun, Jepang berubah pada 13 April 2021 ketika pemerintahannya mengatakan bahwa mereka tengah bersiap melepaskan air yang terkontaminasi dengan isotop radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi mengalami kehancuran pada tiga reaktornya, Maret 2011.

Mengetahui rencana tersebut, Rusia mengungkapkan keprihatinannya yang besar dan meminta Jepang untuk menunjukkan transparansi yang semestinya.

Baca Juga: Rekaman Percakapan Diputar dalam Sidang Korupsi RTH Bandung, Terdakwa Mengaku Diminta Uang ‘Buang Sial’

Atas sikap Jepang tersebut, Spesialis nuklir senior Greenpeace Asia Timur Shaun Burnie merupakan bagian dari kampanye yang menentang pembuangan limbah radioaktif Rusia pada 1993 turut bersuara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat