PIKIRAN RAKYAT – Korea Selatan dan Amerika Serikat berjanji untuk memperkuat hubungan keamanan dan pembangunan ekonomi.
Rencana tersebut dibahas pada pertemuan puncak antara Presiden Moon Jae-in dan Presiden AS Joe Biden pada Jumat (waktu setempat).
Namun, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memiliki salah satu tugas menakutkan yang tersisa, yaitu menangani hubungan Seoul dengan Beijing dalam waktu dekat.
Pemerintahan Moon Jae-in telah mengandalkan tindakan penyeimbang antara Amerika Serikat (AS) dan China karena kepentingan strategis dan perekonomian masing-masing negara.
Baca Juga: Presiden Iran: AS Tak Punya Pilihan Lain Selain Menghapus Semua Sanksi
Namun, pernyataan bersama yang dirilis usai KTT menunjukkan bahwa keseimbangan diplomasi strategisnya menguntungkan Washington.
Sebagai tanggapan, China menyatakan keprihatinan tentang pernyataan itu pada Senin, 24 Mei 2021 dengan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan campur tangan dalam urusan dalam negerinya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa China tidak dapat mentolerir campur tangan asing dalam masalah Taiwan yang mengacu pada referensi yang dibuat dalam pernyataan ke Selat Taiwan dan kebebasan navigasi di Laut China Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyebutkan bahwa negara-negara tetangga harus berhati-hati dengan retorika mereka tentang masalah Taiwan dan tidak ada masalah terkait Laut China Selatan karena setiap negara menikmati kebebasan navigasi dan penerbangan.