kievskiy.org

Pengamat: Terlalu Dini Menilai Taliban Moderat, Janjinya Masih Nihil

Ilustrasi kelompok Taliban.
Ilustrasi kelompok Taliban. /Reuters/Mohammad Shoiab Reuters/Mohammad Shoiab

PIKIRAN RAKYAT - Afghanistan kini berada dalam kekuasaan Taliban sejak 15 Agustus 2021 lalu, Taliban menduduki ibu kota Kabul, dan mengakibatkan kondisi tidak aman juga memicu ketakutan warga yang putus asa hingga saling berebut untuk keluar dari negara itu.

Namun, meskipun Taliban berjanji akan mengedepankan mediasi atau dialog dari pada tindak kekerasan, hal ini dinilai tidak bisa dijadikan jaminan.

Terkait dengan hal itu, Pengamat Politik Timur Tengah Muhammad Najih Arromadloni mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan bahwa Taliban sudah moderat, dan tidak terlalu berdampak bagi Indonesia.

Menurut Gus Najih sapaan akrabnya, pandangan tersebut baginya oversimplikasi dan terlalu dini untuk digembar-gemborkan.

Baca Juga: Pernikahan Masih Seumur Jagung, Rizky Billar Mendadak Diultimatum Ibunda Lesti Kejora, Ada Apa?

"Saya tidak setuju dengan orang yang mengatakan (Taliban moderat) itu. Menurut saya ini terlalu dini dan gegabah," ujar Gus Najih pada diskusi daring Serial Kajian Studi Kehidupan Agama Kontemporer di TVNU, Minggu, 29 Agustus 2021.

Gus Najih menegaskan, dengan memandang Taliban sebagai moderat merupakan pemikiran prematur, sebab hingga kini janji yang diserukan memperbolehkan wanita untuk sekolah, bekerja, dan berada di pemerintahan dengan syarat tertentu, sesuai syariat Islam dan nilai-nilai budaya setempat, masih nihil.

"Nah, upaya Taliban dalam membangun citra bahwa mereka itu moderat, harus diuji oleh waktu," kata Gus Najih.

Kemudian, terkait waktu, Pendiri Center for Research and Islamic Studies (CRIS) itu memperkuat argumennya dengan mengurai sedikit fragmen sejarah awal mula kemunculan kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir.

Baca Juga: ISIS K Ingin Gulingkan Taliban dari Afghanistan, Musuh Bersama AS hingga Siapa yang Paling Moderat

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat