kievskiy.org

Banyak Kalangan Nilai Boris tak Layak Jadi Menlu Inggris

LONDON, (PR).- Pada hari kedua Theresa May menjabat sebagai perdana menteri Inggris, dia pun melakukan perombakan kabinet. Tak semua menteri era David Cameron diganti. Seperti dilaporkan Guardian, Kamis 14 Juli 2016, beberapa dipertahankan, seperti Jeremy Hunt yang akan tetap menjabat sebagai Menteri Kesehatan. Namun, ada yang hal yang mengejutkan dalam susunan menteri era May. Posisi Menteri Luar Negeri yang selama ini dianggap sangat prestisius ternyata diserahkan May kepada tokoh kontroversial Boris Johnson. Banyak warga di Inggris dan juga di luar negeri kaget dengan pilihan May tersebut. Pasalnya, selama kampanye Brexit, Boris beberapa kali melontarkan pernyataan yang dianggap "menghina" pihak luar. Salah satu lelucon kontroversial mantan wali kota London itu adalah menyebutkan Presiden Barack Obama membenci Inggris karena berdarah Kenya. Boris mengatakan bahwa sampai saat ini Kenya tak suka dengan Kerajaan Inggris yang dulu sempat menjajah negara di Afrika tersebut. Selain Obama, Boris juga membuat pernyataan kontroverisal soal Hillary Clinton yang kemungkinan besar akan menjadi presiden AS setelah masa jabatan Obama berakhir November mendatang. Dia menyebut Hillary sebagai suster sadis di rumah sakit jiwa. Baik Obama dan Hillary tak pernah mengomentari kicauan Boris yang memang dikenal ceplas-ceplos. Namun, saat Boris membuat puisi yang menyebut presiden Turki berhubungan intim dengan kambing -meski nama Erdogan tak disebut dalam puisi tersebut- sang pemimpin Turki sempat murka. Tak heran, sejumlah warga dunia mempertanyakan mengapa Boris menjabat sebagai menteri luar negeri karena dia kerap melakukan lelucon kasar soal pemimpin di luar Inggris. Akan ettapi, banyak pula yang membela Boris karena secara pendidikan dan pengalaman, Boris memang dinilai mumpuni sebagai menteri luar negeri Inggris.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat