kievskiy.org

Taliban Diminta Berkaca ke Madrasah di Indonesia, Muhammadiyah hingga NU Luluskan Banyak Santriwati

Ilustrasi murid perempuan.
Ilustrasi murid perempuan. /Pixabay/12019

PIKIRAN RAKYAT - Taliban, pemegang kekuasaan Afghanistan saat ini, sebenarnya bisa belajar dari sistem madrasah di Indonesia.

Taliban melarang perempuan, memperoleh pendidikan setara laki-laki di sana, dengan embel-embel 'penegakan' hukum Islam.

Padahal, hukum Islam sama sekali tidak bertentangan dengan kesetaraan hak pendidikan, antara perempuan maupun lelaki.

Itulah yang disarikan dari opini M Niaz Asadullah dari University of Malaya. Berikut selengkapnya:

Baca Juga: Sakit Hati Lihat Video Baim Wong yang Viral, Taqy Malik Beri ‘Tamparan’ Keras ke Suami Paula Verhoeven

Sejak Taliban kembali berkuasa, ada kecemasan dari berbagai pihak bahwa masyarakat Afganistan akan mengalami “Islamisasi” – termasuk sektor pendidikan.

Banyak orang khawatir bahwa sekolah-sekolah akan ditutup atau perempuan tidak diizinkan bersekolah. Hal ini dapat menghapus capaian negara tersebut selama 20 tahun dalam memperluas akses pendidikan bagi perempuan.

Berbagai laporan, misalnya, menyebutkan rencana dari pemerintah Taliban untuk menerapkan pemisahan antara warga laki-laki dan perempuan, membatasi aktivitas perempuan di luar rumah, mewajibkan pemakaian hijab, hingga sepenuhnya mengganti sekolah dengan madrasah (sekolah berbasis agama Islam).

Namun, di berbagai belahan dunia, jutaan perempuan tetap bersekolah di tengah yang menerapkan nilai-nilai Islam.

Salah satunya adalah Indonesia, di mana pemerintah bersama dengan berbagai organisasi keagamaan mengelola jaringan madrasah terbesar di dunia. Sekolah-sekolah ini telah berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan pendidikan di daerah terpencil dan tertinggal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat