kievskiy.org

Pelengseran Donald Trump Disarankan Lewat Mekanisme Konstitusi

WASHINGTON, (PR).- Dugaan Presiden Donald  Trump memecat Direktur FBI James Comey untuk menghentikan investigasi terhadap mantan penasihat keamanan nasionalnya, Michael Flynn, membuat sejumlah pengamat politik meyakini presiden AS tersebut akan dilengserkan dari kekuasaannya lewat UUD AS.

Seperti dilaporkan Yahoo News, Kamis, 18 Mei 2017, sejumlah analis politik memprediksi amandemen UUD lebih dipilih sebagai mekanisme pelengseran Donald Trump. Cara itu lebih dipilih ketimbang lewat pemakzulan yang harus melalui voting di tingkat Kongres AS. 

Pengamat politik Ross Douthat lewat tulisannya di The New York Times, seperti dikutip Yahoo News menyarankan, penggunaan konstitusi AS, khususnya bab IV dari UUD AS yang sudah mengalami amandemen sebanyak 25 kali itu. Amandemen tersebut dilakukan pada 6 Juli 1965 saat AS dihadapkan pada suksesi kepemimpinan usai John F. Kennedy tewas ditembak.

Pengamat lainnya yang juga kolumnis Washington Post, Richard Cohen, juga melontarkan argumen serupa dengan Ross. Dia menyatakan, lebih baik melengserkan Trump lewat mekanisme UUD ketimbang lewat proses pemakzulan.

Secara singkat, UUD AS versi Amandemen yang ke-25 dibuat untuk menjadi pedoman jika sesuatu hal terjadi pada presiden atau wakil presiden. Kejadian tersebut bisa berupa kematian, pengunduran diri atau pun pelengseran dari kekuasaan akibat bermasalah. UUD versi Amandemen ke-25 itu juga menjelaskan secara detail apa yang harus dilakukan jika presiden tak mampu menjalankan kewajiban-kewajibannya.

Isu pelengseran Trump dari kekuasaanya menguat setelah The New York Times mengungkapkan bahwa pemecatan Direktur James Comey terkait dengan keinginan Trump menghentikan penyelidikan terkait hubungan tim kampanyenya dan Rusia. 

Seperti diketahui, sejak Trump belum menjadi presiden, pemerintah Rusia di bawah pemerintahan Vladimir Putin telah menunjukkan sikap keberpihakan kepada sang miliuner. Tak heran, sejumlah kalangan berspekulasi Putin telah membantu Donald Trump menjadi presiden AS. Hal itu telah dibantah keduanya.

Putin menegaskan, Trump menang karena rakyat Amerika yang menentukan pilihan, bukan karena intervensi Rusia. Trump sendiri selama masa kampanye mengatakan, meski dirinya tak kenal Putin secara pribadi, jika terpilih akan menjadikan Rusia sebagai mitra terpenting AS. 

Namun Comey telah berjanji akan menyelidiki dugaan keterkaitan Trump dan Rusia. Comey juga menyelidiki skandal surel Hillary Clinton. Karena skandal Clinton lebih awal diselidiki oleh Comey ketimbang skandal Trump, hal ini telah berdampak pada kalahnya mantan ibu negara AS di era 1990-an itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat