SINGAPURA, (PR).- ASEAN mendesak penyelesaian kasus Rohingya dilakukan secara tuntas sehingga hasilnya bertahan lama. Harapan serupa juga dilontarkan untuk penyelesaiaan konflik Laut Tiongkok Selatan.
Seperti dilaporkan Yahoo News, kedua masalah tersebut menjadi agenda penting yang dibahas dalam pertemuan para menteri luar negeri Asia Tenggara di Singapura, Selasa 6 Februari 2018.
Para menlu ASEAN memperbarui seruan mereka agar solusi untuk krisis Rohingya di Myanmar bisa berjangka panjang.
Para menteri dari 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara tersebut juga meminta repatriasi warga Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar segera diimplementasikan, menyusul kesepakatan yang ditandatangani antara Yangon dan Bangladesh pada November lalu.
Seperti diketahui, awalnya warga Rohingya berasal dari Bangladesh, tetapi di negara tersebut, mereka tak diakui sebagai warga negara. Dari negeri di Teluk Bengala tersebut, mereka merantau ke Myanmar dan telah menetap beberapa generasi.
Akan tetapi, pemerintah Myanmar masih juga tak mau mengakui mereka sebagai warga negara. Sejak itulah konflik meletup, dan puncaknya setelah pemerintahan junta bubar, konflik semakin mengeskalasi.
Laut Tiongkok Selatan
Sementara terkait dengan perselisihan di Laut Tiongkok Selatan, kendati sejauh ini belum ada putusan akhir, ASEAN optimistis konflik yang telah berlangsung puluhan tahun itu segera bisa dituntaskan.
Menlu Singapura Balakrishnan mengatakan, beberapa menteri ASEAN menyuarakan keprihatinan atas kegiatan reklamasi lahan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.