kievskiy.org

Rusia Beri Ultimatum: Tanpa Pemerintah Inklusif di Afghanistan, Taliban Berisiko Kehilangan Kekuasaan

Ilustrasi. Diplomat Rusia mengatakan Taliban berisiko kehilangan kekuasaan di Afghanistan jika tidak membentuk pemerintahan inklusif.
Ilustrasi. Diplomat Rusia mengatakan Taliban berisiko kehilangan kekuasaan di Afghanistan jika tidak membentuk pemerintahan inklusif. /REUTERS/Zohra Bensemra REUTERS/Zohra Bensemra

PIKIRAN RAKYAT- Seorang diplomat Rusia pada hari Jumat, 17 Desember 2021 mengatakan bahwa kelompok Taliban dapat berisiko kehilangan kekuasaan di Afghanistan.

Kehilangan kekuasaan di negara itu, tutur Rusia, bisa terjadi jika Taliban tidak membentuk pemerintahan inklusif seperti yang dijanjikan selama pembicaraan damai intra-Afghanistan di Doha sebelum mengambil alih kendali Kabul.

Menurut kantor berita Rusia Sputnik, Zamir Kabulov, seorang utusan Kremlin untuk Afghanistan, mengatakan kelompok Sunni Pashtun harus memastikan inklusivitas dalam pembagian kekuasaan tetapi mengklarifikasi bahwa itu bukan ultimatum.

"Inklusivitas politik etnis diperlukan. Mereka (Taliban) mungkin kehilangan kekuasaan dalam waktu dekat jika mereka terus bertindak seperti itu," kata Kabulov mengutip Sputnik, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Hindustan Times.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Minta Maaf Usai Memberlakukan Lockdown

"Mereka harus memastikan inklusivitas. Omong-omong, kami mengatakan ini tanpa ultimatum, dengan tenang, lakukan saja. Mereka harus melakukannya," sambungnya.

Seperti diketahui, Taliban mengumumkan perluasan Kabinet pada bulan September dengan bersikeras bahwa kelompok Sunni Pashtun telah memilih pemerintahan yang inklusif.

Tetapi pengamatan lebih dekat menunjukkan bahwa pemerintah tetap didominasi oleh pejabat Taliban, termasuk anggota jaringan Haqqani.

Etnis minoritas tidak diberikan jabatan yang signifikan dan semua induksi adalah wajah yang tidak dikenal. Mereka juga tidak memasukkan seorang wanita di Kabinet.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat