kievskiy.org

3,3 Juta Lebih Penduduk Dunia Tewas karena Covid-19 di 2021, WHO Serukan Pandemi Harus Berakhir Tahun Depan

kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus serukan pandemi Covid-19 berakhir pada tahun 2022.
kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus serukan pandemi Covid-19 berakhir pada tahun 2022. /Twitter.com/@PeterASinger Twitter.com/@PeterASinger

PIKIRAN RAKYAT- kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa lebih dari 3,3 juta kematian akibat Covid-19 selama tahun 2021.

Jumlah kematian karena Covid-19 pada 2021 itu, tutur WHO lebih banyak daripada gabungan HIV, malaria, dan tuberkulosis pada tahun 2020.

Lebih lanjut, dalam konferensi pers pada Senin, 20 Desember 2021 itu, kepala WHO itu pun menyebutkan bahwa tahun 2022 harus menjadi tahun berakhirnya pandemi Covid-19.

"2022 juga harus menjadi tahun di mana semua negara berinvestasi dalam mencegah bencana di masa depan dalam skala ini, dan dalam mempercepat upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 2022 harus menjadi tahun kita mengakhiri pandemi," tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Hindustan Times.

Baca Juga: Ada Revitalisasi, Bandara Halim Perdanakusuma Ditutup Mulai 1 Januari 2022

"Itu berarti berinvestasi dalam sistem kesehatan yang tangguh, dibangun di atas perawatan kesehatan primer, dengan cakupan kesehatan universal sebagai tujuannya," tambahnya.

Tedros menginformasikan bahwa lebih dari 3,3 juta orang telah kehilangan nyawa karena Covid-19 tahun ini, angka yang lebih banyak daripada gabungan HIV, malaria, dan tuberkulosis pada tahun 2020, dan tetap saja, Covid-19 terus merenggut sekitar 50.000 nyawa setiap minggu.

"Belum lagi kematian yang tidak dilaporkan, dan jutaan kematian berlebih yang disebabkan oleh gangguan pada layanan kesehatan esensial," ungkapnya.

Menggarisbawahi bahwa Afrika sekarang menghadapi lonjakan infkesi yang parah, yang sebagian besar disebabkan oleh varian Omicron, Tedros mengatakan bahwa hanya sebulan yang lalu, Afrika melaporkan jumlah kasus terendah dalam 18 bulan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat