PIKIRAN RAKYAT – Serangan roket diluncurkan oleh Iran ke Pangkalan Amerika Serikat (AS) yang berada di Irak pada Rabu, 9 Januari 2020 lalu.
Serangan tersebut diluncurkan beberapa jam setelah pemakaman Jenderal militer Iran Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan rudal pesawat nirawak (drone) yang dilakukan oleh Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Sebelum serangan roket yang dilakukan ke Pangkalan AS oleh Iran, sebelumnya pihak Iran telah bersumpah untuk melakukan balas dendam atas serangan rudal yang menewaskan Jenderalnya tersebut.
Ketegangan politik semakin memanas antara Iran dengan Amerika Serikat pascatewasnya Jenderal militer Iran Qassem Soleimani.
Perang kata-kata pun tak terhindarkan yang dilontarkan oleh kedua negara tersebut lewat media sosial.
Diberitakan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com Juru Bicara Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan Presiden Donald Trump telah menerima laporan singkat atas serangan tersebut.
Baca Juga: Putra Sulungnya Ditahan, Polisi Tidak Akan Seret Nama Ayu Azhari dalam Kasus Koboi Lamborghini
Dalam sebuah pernyataan terbarunya setelah serangan ‘balas dendam’ yang dilakukan oleh Iran tersebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan meskipun negara memiliki militer yang terkuat di dunia, kekuatan tersebut tidak harus selalu untuk digunakan.
“Kenyataan bahwa kita memiliki peralatan dan militer yang hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya,” ujarnya seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.