PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Yordania mengkritik keras rencana Israel yang ingin membangun rel kereta api untuk menghubungkan kota Tel Aviv dan Yerusalem.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), negeri yang saat ini dipimpin oleh Raja Abdullah itu menyebut langkah Israel sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional".
Sementara itu, juru bicara Kementrian Luar Negeri Yordania, Daifallah al-Fayez menyerukan agar komunitas internasional dapat menjalankan tanggung jawab untuk menghentikan langkah-langkah Israel yang tidak sah dan melanggar hukum.
Baca Juga: 3 Cara Menghindari Sindrom Kelelahan di Tempat Kerja untuk Generasi Milenial
Menteri Transportasi Israel menyatakan pada Senin, 17 Februari 2020 bahwa rute baru telah disetujui sebagai lanjutan dari jalur kereta cepat antara Tel Aviv dan Yerusalem.
Terowongan sepanjang tiga kilometer akan mengarah ke Dinding Ratapan, situs yang dianggap paling suci agama Yahudi di bagian timur kota.
Israel telah menganggap Yerusalem sebagai ibu kota mereka yang 'abadi dan tak terbagi'.
Diketahui, sengketa lahan masih terjadi dengan Palestina yang menganggap bahwa Yerusalem Timur yang diduduki Israel sesudah perang Timur Tengah tahun 1967 merupakan ibu kota mereka di masa depan.