PIKIRAN RAKYAT – Pada tanggal 4 Maret 2020 dini hari waktu setempat, KBRI Amman melepas keberangkatan kelompok terakhir jemaah umrah Indonesia berjumlah 112 dari total 285 orang untuk kembali ke tanah air.
Menyusul kebijakan Arab Saudi yang menutup sementara perbatasannya akibat penyebaran COVID-19 di kawasan, sejak tanggal 27 Februari 2020, sebanyak 285 jemaah Umrah asal Indonesia tertahan di Yordania, dan tidak dapat melanjutkan perjalanan ibadahnya ke tanah suci.
Baca Juga: Stok Peralatan Pelindung COVID-19 untuk Petugas Medis Menipis, WHO Prihatin
Melansir siaran pers KBRI Amman yang diterima Pikiran Rakyat, Rabu, para jemaah tersebut terbagi ke dalam beberapa 6 kelompok yang dikoordinasikan oleh sejumlah operator perjalanan seperti Royan Al Manara, Al Falah, Kindai Tour, Lintas Baitullah, dan Ashifa Primanjana.
Keputusan Arab Saudi menutup sementara wilayahnya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para jemaah, khususnya terkait kepastian memperoleh pengganti tiket kepulangan dari Yordania tanpa dikenakan biaya tambahan.
Baca Juga: Carsa ES Penyuap Bupati Indramayu Divonis 2 Tahun Penjara dan Denda Rp 200 Juta
Mengetahui permasalahan yang dihadapi para jemaah tersebut, KBRI Amman segera mengambil langkah-langkah untuk memastikan para jemaah umrah tidak terlantar selama berada di Yordania.
Tim Satgas Perlindungan KBRI Amman telah disiagakan sejak tanggal 27 Februari 2020 di bandara QAIA guna memberikan pendampingan dan memastikan kelancaran proses kepulangan seluruh jemaah asal Indonesia.
Baca Juga: Sulit Dapatkan Masker, Sutradara Hanung Bramantyo Sarankan MUI Buat Fatwa Haramnya Menimbun Masker
Dubes RI Amman, Andy Rachmianto, juga turut hadir di Bandara QAIA Yordania untuk memberi dukungan dan memastikan penanganan para jemaah umrah untuk segera memperoleh perubahan tiket kepulangan secepatnya.