PIKIRAN RAKYAT - Koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah melakukan serangan udara di ibu kota Yaman, Sanaa, yang menurut penduduk, serangan itu menewaskan lebih dari 12 orang.
Aksi serangan yang diluncurkan pimpinan koalisi Arab Saudi tersebut terjadi sehari setelah kelompok pemberontak Houthi melancarkan serangan mematikan di Uni Emirat Arab (UEA).
Seperti diketahui, Arab Saudi dan UEA melakukan intervensi dalam perang Yaman pada 2015 untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang melarikan diri setelah pemberontak Houthi mengambil alih ibu kota dan sebagian Yaman utara pada akhir 2014.
Pada tahun 2019, UEA sebagian besar mengurangi kehadiran militernya di negara itu, tetapi terus memegang kekuasaan melalui pasukan Yaman yang dipersenjatai dan dilatihnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pembangunan Ibu Kota Baru Nusantara Bakal Gunakan Dana Anggaran PEN
Menurut media pemerintah Saudi, pada Selasa, 18 Januari 2022 pagi, koalisi mengatakan telah memulai serangan udara terhadap benteng dan kamp di Sanaa milik kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran.
Berdasarkan laporan Reuters, menurut perkiraan awal, serangan tersebut yang menewaskan sekitar 14 orang itu, serta menghantam rumah seorang mantan pejabat militer.
Sumber medis dan penduduk mengatakan, hal itu membunuh mantan pejabat militer, istrinya, putranya yang berusia 25 tahun, anggota keluarga lainnya dan beberapa orang tak dikenal.
Baca Juga: Ketua Satgas Terbang ke Israel Bahas Penanganan Covid-19 di Indonesia, Benarkah?