kievskiy.org

Afghanistan-Taliban Runding Damai Lewat Skype Didorong Pandemi Covid-19 dan Nasib Tahanan

SEBELUMNYA Afganistan juga sempat menandatangani kesepakatan damai dengan Amerika Serikat, di Qatar, Februari 2020 lalu.*
SEBELUMNYA Afganistan juga sempat menandatangani kesepakatan damai dengan Amerika Serikat, di Qatar, Februari 2020 lalu.* /KEMENLU RI

PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Afghanistan dan petinggi Taliban mengadakan perundingan terkait pembebasan tahanan, Minggu, 22 Maret 2020, melalui Skype.

Lewat laman penyedia jasa komunikasi virtual itu, perundingan damai antara dua kelompok dimulai.

Pembebasan sejumlah anggota Taliban dari penjara akibat pandemi covid-19, diyakini dapat mengurai kebuntuan perundingan damai dua pihak, demikian dilansir Reuters.

Baca Juga: Piala Eropa 2020 Dihambat Virus Corona, Roberto Mancini Ubah Skema Pemain Timnas Italia

Pasalnya, dua pihak memiliki keinginan berbeda terkait cara pembebasan tahanan.

Pemerintah Afghanistan menghendaki pembebasan dilakukan bertahap dan dengan syarat, sementara Taliban menginginkan seluruh anggotanya dibebaskan dalam  waktu yang sama.

Poin pembebasan tahanan telah disepakati bulan lalu lewat perundingan bersama Amerika Serikat di Doha, Qatar.

Baca Juga: Jerman Catat Tingkat Kematian Virus Corona Paling Rendah di Dunia, Peneliti: Terlalu Cepat Jika Disebut Lebih Siap

Perbedaan itu diyakini menghambat perundingan damai, yang di antaranya memuat poin penarikan pasukan asing dari Afghanistan setelah lebih 18 tahun bertempur dengan kelompok garis keras.

Perwakilan dua pihak berbicara selama lebih dari dua jam via Skype, difasilitasi oleh Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Qatar, kata pejabat terkait.

"Pembebasan tahanan dari dua pihak merupakan tahapan penting perundingan damai sebagaimana tertuang dalam poin kesepakatan AS-Taliban," kata utusan pemerintah AS, Zalmay Khalilzad lewat unggahannya di media sosial Twitter.

Baca Juga: Badan Siber dan Sandi Negara Peringatkan Pengguna Android Bahaya Situs Coronavirusapp[.]site

"Tiap orang menyadari pembebasan tahanan mendesak dilakukan di tengah ancaman penularan COVID-19," ujar dia, seraya menambahkan, "seluruh pihak berkomitmen mengurangi aksi kekerasan, meningkatkan negosiasi di internal Afghanistan, dan menerapkan gencatan senjata secara menyeluruh dan permanen".

Taliban sempat menolak berbicara dengan Pemerintah Afghanistan sebelum seluruh anggotanya dibebaskan dari penjara.

"Dua pihak telah menyampaikan opsi-opsi teknis untuk tahapan awal pembebasan tahanan," kata Dewan Keamanan Nasional Afghanistan lewat pernyataan tertulis.

Baca Juga: Soal Kasus Irwansyah, Polrestabes Bandung: Laudya Cynthia Bella Juga Akan Kita Periksa

Lembaga itu menambahkan pemerintah dan Taliban juga membahas pengurangan aksi kekerasan, negosiasi langsung, dan gencatan senjata secara tetap.

Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah dan Taliban kerap terlibat pertempuran, termasuk di antaranya penyerangan ke pangkalan militer Afghanistan, Jumat (20 Maret). Otoritas terkait menyebut Taliban bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Walaupun demikian, juru bicara Taliban untuk wilayah Doha, Suhail Shaheen, lewat unggahannya di Twitter mengatakan perundingan antarpihak hanya membahas pembebasan tahanan. Ungkapannya itu sekaligus mengonfirmasi kehadiran Taliban dalam pertemuan virtual.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat