kievskiy.org

Tonga Berjuang Lawan Dampak Trauma Psikologis Letusan Gunung Berapi dan Tsunami

Cerita dari tsunami Tonga, seorang pria berenang berjam-jam usai terseret.
Cerita dari tsunami Tonga, seorang pria berenang berjam-jam usai terseret. /Twitter/@sakakimoana

PIKIRAN RAKYAT - Masyarakat di Tonga telah melarang anak-anak mereka bermain di luar. Hal ini dilakukan karena mereka sedang berjuang mengatasi abu dan dampak psikologis dari letusan gunung berapi serta tsunami.

Pekerja bantuan dan penduduk menyampaikan, Tonga masih sulit menjalin komunikasi dengan dunia luar, sedikitnya layanan internet serta layanan telepon yang terputus menjadi alasan.

Palang Merah yang ikut membantu menyatakan, mereka tidak hanya menyediakan tenda, makanan, air, dan toilet untuk 173 keluarga di pulau utama Tonga, tetapi juga kenyamanan.

"Semua orang masih berjuang sekarang," kata Wakil Presiden Palang Merah Tonga Drew Havea, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada Senin, 24 Januari 2022.

Baca Juga: Tol Cisumdawu Seksi 1 Bisa Dilalui Mulai Senin Sore, Ruas Cileunyi-Rancakalong Gratis

"Keluarga memastikan anak-anak mereka tidak bermain di luar, bahwa mereka semua di dalam ruangan," sambungnya.

Dia mengatakan bahwa walau beberapa penduduk di pulau terpencil yang terkena dampak paling parah telah dievakuasi, tetapi beberapa yang lain menolak pergi.

Dampak psikologis dari terjangan gelombang yang menghancurkan desa akan mempengaruhi penduduk selama beberapa waktu.

Drew Havea menyebut masih ada kekhawatiran lain yang diungkapkan oleh banyak masyarakat di Tonga.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat