PIKIRAN RAKYAT - Malaysia menyerukan agar sengketa Laut China Selatan diselesaikan dengan cara damai yang sebelumnya meningkat sejak kapal Tiongkok muncul di perairan yang diperebutkan selama pandemi virus corona.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, sumber keamanan regional mengatakan kapal perang Amerika Serikat dan Australia telah tiba di Laut China Selatan di mana kapal survei pemerintah Tiongkok, Haiyang Dizhi 8 beroperasi di dekat pengeboran milik perusahan minyak Malaysia, Petronas.
"Kebuntuan itu merupakan perkembangan terakhir dalam serangkaian pelecehan yang ditargetkan oleh kapal-kapal Tiongkok terhadap operasi pengeboran di lima blok minyak di lepas pantai Malaysia pada tahun lalu," kata Greg Poling, selaku direktur Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) yang berbasis di Washington, AS.
Baca Juga: Aurelie Moeremans Pamer Lipatan Lemak, Tompi: Tahu Kan Harus Kemana?
Pekan lalu, kapal survei Haiyang Dizhi 8 yang dikawal oleh kapal Penjaga Pantai Tiongkok memasuki zona ekonomi eksklusif Malaysia (ZEE) dan memulai survei di dekat tempat operasi Capella Barat.
Menurut data dari situs pelacakan kapal Marine Traffic Showed, pada Kamis, 16 April 2020, kapal Haiyang Dizhi 8 masih berada di ZEE Malaysia, sekitar 337 kilometer (209,4 mil) di pulau Kalimantan.
"Tiga kapal perang AS dan satu kapal perang fregat Australia melakukan latihan bersama di Laut China Selatan minggu ini, di dekat lokasi operasi Capella Barat," kata para pejabat dan sumber keamanan.
Baca Juga: 9 Tahun Terpisah dari Orangtua, Cinta Laura Akui Sulit Jalani Hari-hari Awal Karantina
Daerah itu di dekat perairan yang diklaim oleh Vietnam, Malaysia. Tiongkok mengklaim sebagian besar Laut China Selatan yang kaya sumber daya itu melalui sembilan garis putus-putus (Nine Dash Line) yang berbentuk huruf U pada peta yang tidak dikenali oleh negara tetangganya.