kievskiy.org

Media India Ungkap Fakta Terbaru Kecelakaan Tragis Kereta Api Hantam 16 Orang yang Tertidur di Rel

Ilustrasi bendera India.
Ilustrasi bendera India. /Pexels/Still Pixels Pexels/Still Pixels

PIKIRAN RAKYAT - Dengan segenggam pakaian di bagasi mereka dan makanan berupa roti serta chutney di beberapa kotak makan siang, sekelompok 21 pria mulai berjalan dari Jalna, di mana mereka bekerja di pabrik baja, dalam upaya untuk menemukan kereta api yang akan membawa mereka kembali ke kota asal mereka di Madhya Pradesh.

Setelah berjalan sekitar empat jam, mereka meninggalkan jalan utama di Badnapur dan mulai mengikuti jalur kereta api untuk menghindari polisi.

Setelah menempuh jarak sekitar 36 km dalam 8-9 jam, menurut petugas polisi yang berbicara dengan beberapa pria, mereka terlalu lelah untuk melanjutkan dan memutuskan untuk tidur di rel. Sekitar jam 5:15 pagi, 16 pria ditabrak kereta api barang.

Baca Juga: Pemain Bali United Beri Saran Hindari Bacaan Negatif di Tengah Krisis Pandemi COVID-19

“Sekelompok 20 pekerja terdampar mulai berjalan dari Jalna. Mereka memutuskan untuk beristirahat dan sebagian besar dari mereka tertidur di rel,” kata kepala polisi Mokshada Patil dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Hindustan Times.

Gambar dan video yang diambil oleh orang-orang di beragam situs menunjukkan jejak tas dan baju yang robek, dengan insiden tersebut memicu kemarahan para pemimpin politik dan Komisi Hak Asasi Manusia Nasional.

“Mereka bahkan tidak yakin dengan rute yang harus mereka ambil dan memutuskan untuk mencoba peruntungan pertama mereka di Aurangabad, kemudian dua persimpangan rel Manmad dan Bhusawal. Seandainya mereka diberi tahu tentang kereta api yang direncanakan dari Aurangabad pada hari Jumat, mereka mungkin tidak akan bertemu dengan kecelakaan itu, ” kata seorang perwira polisi dari Karmad, yang minta tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: Miris, Tiga Perawat yang Bersaudara Dibunuh Saat Puncak Virus Corona di Meksiko

Fakta terbaru terkait kecelakaan tragis ini ternyata cukup memprihatinkan. Para korban tersebut terpaksa kembali ke tempat asalnya setelah tidak dibayar upahnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat