kievskiy.org

Di Tengah Penularan Covid-19,Lebih dari 1.000 warga Filipina Berunjuk Rasa saat Perayaan Kemerdekaan

Seorang pengunjuk rasa berpose seperti mayat di lokasi kejadian kriminal dengan poster disamping tubuhnya yang bertuliskan "Oust Duterte" (Pecat Duterte) dalam sebuah reli protes atas rencana undang-undang anti-terorisme pada Hari Kemerdekaan, di University of Philippines, Quezon City, Metro Manila, Filipina, Jumat 12 Juni 2020.
Seorang pengunjuk rasa berpose seperti mayat di lokasi kejadian kriminal dengan poster disamping tubuhnya yang bertuliskan "Oust Duterte" (Pecat Duterte) dalam sebuah reli protes atas rencana undang-undang anti-terorisme pada Hari Kemerdekaan, di University of Philippines, Quezon City, Metro Manila, Filipina, Jumat 12 Juni 2020. /ANTARA/Reuters/Eloisa Lopez

PIKIRAN RAKYAT - Rayakan kemerdekaan ke 122 tahun atas pendudukan Spanyol, Filipina justru dikepung aksi unjuk rasa dari warganya.

Lebih dari 1.000 warga Filipina memberanikan diri turun ke jalan di tengah penularan Covid-19 yang juga melanda negera itu.

Aksi protes yang dilakukan warga adalah untuk memprotes rancangan undang-undang (RUU) anti-terorisme baru yang akan disahkan oleh Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Juga: Pemkot Bandung Gelar Rapid Test di 3 Pasar Tradisional yang Miliki Kasus Positif Covid-19

Unjuk rasa itu, dipimpin oleh aktivis penentang Duterte, dan digelar tepat saat Filipina merayakan 122 tahun kemerdekaan negara itu dari pendudukan Spanyol.

Pegiat hak asasi manusia telah menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap rancangan beleid usulan Duterte itu.

Aktivis memperingatkan ada sejumlah pasal yang tidak manusiawi, termasuk di antaranya penangkapan tanpa disertai surat penahanan.

Baca Juga: Dapat Wangsit dari Karuhun, Artis Charly Van Houten ST12 Ingin Mandi Air Laut di Pangandaran

Beleid itu, jika disahkan, dapat digunakan penguasa untuk menargetkan kelompok oposisi, kata para aktivis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat