kievskiy.org

Masalah Keamanan Laut China Selatan, Filipina Pilih Tak Akhiri Perjanjian Militer dengan AS

PRESIDEN Filipina Rodrigo Duterte.*
PRESIDEN Filipina Rodrigo Duterte.* /AFP/Ted Aljibe

PIKIRAN RAKYAT - Masalah keamanan di Laut China Selatan yang terus terjadi dalam beberapa waktu terakhir membuat Filipina menunda perjanjian militer dengan Amerika Serikat.

Pengumuman ini disampaikan oleh salah satu utusan Filipina di Washington, AS pada Rabu, 3 Juni 2020.

"Presiden Filipina Rodrigo Duterte memutuskan untuk mempertahankan Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA) sehubungan dengan perkembangan politik dan yang lainnya di kawasan ini (Laut China Selatan)," kata Sekretaris Urusan Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr dalam sebuah unggahan di media sosial pada Selasa 2 Juni 2020.

Baca Juga: Unggah soal Sikap Orang Tua, Azriel Hermansyah Buat Publik Penasaran 

Dikutip Pikiran-Rakyat.com darai Channel New Asia, Presiden Duterte bertolak ke Tiongkok untuk mencari perdagangan dan investasi, kunjungan ini memicu kekhawatiran AS bahwa sekutu lama dan bekas koloninya itu akan berubah sisi ke pemerintah Beijing.

"Karena masalah keamanan di bagian dunia itu (Laut Cina Selatan), kedua pemerintah kami telah melihat akan lebih bijaksana bagi kami untuk menunda implementasi penghentian," kata Jose Manuel Romualdez selaku Duta Besar Filipina di AS.

Sejak menjadi Presiden Filipina dari tahun 2016, Duterte bergerak lebih dekat ke Beijing, namun menghadapi dorongan kembali warganya dan waspada terhadap ambisi teritorial Tiongkok di Laut China Selatan yang masih disengketakan.

Baca Juga: Ekonom INDEF Nilai Persoalan Tapera Bisa Lebih Ruwet Daripada BPJS 

Laut China Selatan menjadi salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia dan kaya akan minyak bumi membuat perairan ini menjadi sumber ketegangan regional.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat