PIKIRAN RAKYAT - Meski pandemi virus corona belum juga mereda, ketegangan di Laut China Selatan terus menguat.
Sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com, Tiongkok terus mengaktifkan kembali kegiatan militer di wilayah sengketa itu.
Mereka pun menambahkan anggaran pertahanan seiring dengan langkah tegas pemerintahan Xi Jinping untuk mencapai ambisi 'one china policy'.
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu Terus Bertambah
Langkah tersebut ditanggapi oleh Amerika Serikat (AS) dengan mengirimkan sejumlah patroli udara ke sana.
Anehnya, Tiongkok malah menuding AS sebagai 'perusak stabilitas geopolitik' di kawasan tersebut.
Ungkapan itu diucapkan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi pada konferensi pers Minggu 24 Mei 2020
Baca Juga: Salat Jumat di Era New Normal, Khotbah dan Bacaan Salat Dibatasi
"Langkah mereka (AS) yang tak berniat dan tercela dimaksudkan untuk menabur perselisihan antara Tiongkok dan (negara-negara Asia Tenggara) dan merusak stabilitas yang dimenangkan dengan susah payah di kawasan itu," kata Wang.