PIKIRAN RAKYAT - Kasus pembakaran kitab suci Al Quran yang dilakukan oleh politikus sayap kanan di Swedia membuat geger.
Insiden itu akhirnya menuai kecaman dunia internasional. Salah satunya datang dari negeri tirai bambu atau China.
China disebut menentang perilaku esktrem yang menyerang orang-orang dengan keyakinan atau agama yang berbeda. Perilaku demikian dinilai bisa memicu konflik antarmasyarakat.
Baca Juga: Dituduh Bakar Al Quran, Pria Pakistan Digantung Warga di Pohon
Hal tersebut diungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA), Wang Wenbin di Beijing.
"Kami sangat menentang retorika diskriminatif terhadap agama dan peradaban tertentu," kata Wang dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Rabu, 21 April 2022.
Wang mengaku memantau perkembangan insiden pembakaran Al Quran oleh politikus anti-Islam Rasmus Paludan di Swedia tersebut.
Baca Juga: Iran Ancam Ledakkan Fasilitas Nuklir Israel, Bawa-bawa Kutipan Al Quran
Kebebasan berbicara, katanya, tidak boleh dijadikan alasan untuk mendiskriminasi ras atau budaya tertentu khusus yang dianggap minoritas.