kievskiy.org

Awas Ketegangan Eropa Meningkat, Moskow Tegaskan Masuk NATO Tidak Akan Perkuat Keamanan Swedia-Finlandia

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov. /Sergei Bobylev / TASS via The Moscow Times


PIKIRAN RAKYAT - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov menegaskan Finlandia dan Swedia tidak akan memperkuat keamanannya sendiri jika bergabung dengan NATO, aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat.

Sebaliknya kata Sergey Ryabkov, justru tingkat ketegangan secara umum di Eropa akan meningkat.

"Mereka seharusnya tidak memiliki ilusi bahwa kita hanya akan tahan dengan ini di Brussels, di Washington, dan di ibu kota NATO lainnya. Tingkat ketegangan militer secara keseluruhan akan meningkat, dan akan ada lebih sedikit prediktabilitas di bidang ini, " kata Ryabkov kepada wartawan di Moskow, dikutip dari Anadolu Agency, Senin, 16 Mei 2022.

Ditanya kebijakan apa yang diambil Rusia, Ryabkov menekankan langkah itu akan tergantung pada "hasil praktis" dari penerimaan Finlandia dan Swedia ke aliansi militer NATO.

"Ini adalah kesalahan besar lainnya dengan konsekuensi yang luas. Tapi apa yang harus dilakukan, begitulah tingkat mereka yang membuat keputusan politik di negara masing-masing saat ini," katanya.

Baca Juga: 7 Orang Meninggal, Penyebab Kecelakaan Maut di Karawang Masih Diselidiki

Sebelumnya, pemimpin Finlandia dan Swedia telah mengkonfirmasi niat mereka untuk bergabung dengan NATO sehingga meninggalkan dekade non-blok militer. Keanggotaan kedua negara Skandinavia itu harus disetujui oleh semua 30 anggota NATO.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan Swedia dan Finlandia adalah mitra terdekat NATO dan jika kedua negara itu memutuskan untuk mengajukan keanggotaan, maka akan menjadi sebuah tindakan "bersejarah."

"Keanggotaan mereka di NATO akan meningkatkan keamanan kita bersama, menunjukkan bahwa pintu NATO terbuka dan agresi tidak akan membuahkan hasil," kata Stoltenberg kepada menteri luar negeri negara anggota NATO.

Stoltenberg menegaskan kembali bahwa semua negara berdaulat memiliki hak untuk memilih jalan mereka sendiri.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat