kievskiy.org

AS dan NATO Disebut Tak Punya Nyali Perang di Rusia, Sosiolog Italia: Jika Logistik Habis Ukraina Ditinggalkan

Kendaraan lapis baja semua medan pasukan pro-Rusia berkendara di sepanjang jalan selama konflik Ukraina-Rusia di desa Bezimenne di wilayah Donetsk, Ukraina 7 Mei 2022.
Kendaraan lapis baja semua medan pasukan pro-Rusia berkendara di sepanjang jalan selama konflik Ukraina-Rusia di desa Bezimenne di wilayah Donetsk, Ukraina 7 Mei 2022. /Reuters/Alexander Ermochenko Reuters/Alexander Ermochenko

PIKIRAN RAKYAT - Negara-negara Barat dinilai telah melanggar janji mereka untuk mengirim pasukan NATO ke Ukraina apabila terjadi konflik bersenjata terus berkelanjutan.

Sosiolog Italia, Alessandro Orsini mengatakan di saluran TV La7, personel militer dari Amerika Serikat, Italia, dan Prancis melakukan latihan di wilayah Ukraina.

Tujuan dari pelatihan militer bersama adalah untuk meyakinkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky bahwa jika terjadi krisis, Aliansi Atlantik Utara akan mengirim tentara atau membantu membangun zona larangan terbang.

Akan tetapi, hingga saat ini sesuatu yang dijanjikan Amerika dan NATO belum terbukti. Atas hal itu, Alessandro Orsini menyebut keputusan ini sebagai 'tikaman dari belakang'.

Baca Juga: Emmanuel Macron Marah Lihat Penghinaan terhadap Rusia: Suatu Saat Kita Memerlukan Mereka

"Saya tahu bahwa NATO, AS, Barat adalah kelompok pengkhianat berantai, jadi saya selalu takut bahwa cepat atau lambat kita akan meninggalkan Ukraina. Faktanya, kita sudah melakukan itu," kata Orsini.

Sosiolog percaya bahwa salah satu alasan eskalasi adalah tanggapan agresif Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson terhadap kritik Presiden Vladimir Putin terhadap latihan NATO di Ukraina.

"Semua pertunjukan barat ini - terutama dari Johnson - antara lain, menyebabkan bencana ini," kata pakar itu.

Alessandro Orsini juga mengungkapkan, kekhawatiran bahwa 'Ukraina akan ditinggalkan untuk kedua kalinya' mungkin segera terjadi di tengah kepungan militer Rusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat