kievskiy.org

Jokowi Wajib Terima Tawaran Vladimir Putin untuk Pembangunan PLTN, Kata Pengamat dari UGM

Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Reuters/Sergei Karpukhin

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini memberi tawaran menarik untuk Presiden Jokowi dalam hal kerja sama pengembangan teknologi nuklir, sehingga seorang pengamat memberi analisis menarik.

Berkaitan dengan tawaran Vladimir Putin itu, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, meminta Presiden Jokowi wajib menerima dan tidak menyia-nyiakan momentum untuk pengembangan teknologi nuklir di Indonesia.

Melihat tawaran Presiden Rusia itu, Fahmy menilai Indonesia mampu mengambil tawaran Putin terkait nuklir itu secara positif, mengingat uranium yang cukup melimpah di negeri ini.

Baca Juga: Disnakan Ciamis Siapkan 120 Juleha demi Bantu Penyembelihan Halal

"Kita punya uranium, kita punya sumber daya tapi kita tidak punya teknologi karena untuk PLTN dibutuhkan teknologi tinggi," kata Fahmy di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara News.

Fahmy lebih lanjut menyebut Rusia mampu membantu kebutuhan Indonesia untuk mewujudkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Bahkan, ini juga sejalan dengan manfaat PLTN yang akan berdampak pada target Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060.

Baca Juga: Sempat Tuai Polemik, Pembahasan RKUHP Harus Menyeluruh dan Libatkan Masyarakat

Untuk itu, Presiden Jokowi diklaim seharusnya wajib menerima tawaran Putin itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat