PIKIRAN RAKYAT - Komandan Unit Juru Bicara pasukan pertahanan Israel (IDF) Brigjen Ran Kochav mengklaim lebih banyak masyarakat sipil di Gaza yang tewas oleh serangan roket Jihad Islam Palestina (PIJ) daripada serangan udara Israel selama Operasi Breaking Dawn.
Operasi Breaking Dawn berlangsung selama 66 jam di mana IDF menyerang 170 target dan menewaskan beberapa perwira tinggi Jihad Islam Palestina dan menghancurkan banyak persenjataan militer organisasi tersebut.
Serangan yang dilancarkan IDF juga merusak fasilitas penyimpanan senjata serta terowongan berisi akses jalan Jihad Islam Palestina.
Baca Juga: Legenda Persib: Coach Robert Terlalu Percaya pada Kemampuan Pemain Secara Individu
Serangan terakhir operasi pada Minggu, IDF menghancurkan tiga gudang yang digunakan untuk menyimpan berbagai senjata milik Jihad Islam Palestina.
Operasi Breaking Dawn kemudian memunculkan kesepakatan gencatan senjata pada Minggu malam, namun pasukan PIJ diduga melancarkan serangan roket beberapa menit setelah gencatan senjata disepakati.
Setelah gencatan senjata, Komando Front Dalam Negeri Israel mengumumkan bahwa mereka akan secara bertahap mencabut pembatasan keamanan terhadap warga Israel yang tinggal di dekat Gaza saat situasi keamanan Israel kembali normal.
Baca Juga: Mobil Pick Up Bawa 17 Penumpang Masuk Jurang di Ciamis, Belasan Orang Luka-luka dan 8 Tewas
Sepanjang Operasi Breaking Dawn, PIJ menembakkan total sekitar 1.100 roket yang mana 200 di antaranya mendarat di Gaza. Dari 990 roket yang berhasil masuk ke Israel, 380 dicegat oleh Iron Dome dan 610 lainnya mendarat di laut.
Palestina, melaporkan total 35 kematian yang mana 26 di antaranya adalah warga sipil. Dari 26 warga sipil yang tewas, 11 tewas dalam serangan udara Israel, sementara 15 tewas akibat serangan roket PIJ.