kievskiy.org

Gelombang Protes Terus Bergulir, Presiden Iran Berjanji akan Selidiki Kasus Kematian Mahsa Amini

Protes kematian Mahsa Amini semakin meletup di Iran.
Protes kematian Mahsa Amini semakin meletup di Iran. /Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Iran Ebrahim Raisi berjanji akan melakukan penyelidikan atas tewasnya seorang wanita Kurdi, Mahsa Amini di dalam tahanan.

Hal itu ia ungkapkan dalam konferensi pers di sela-sela sidang umum PBB 21 September lalu di Amerika Serikat.

“Saya telah menghubungi keluarganya (Mahsa Amini) dan saya meyakinkan mereka bahwa kami akan terus menyelidiki insiden itu. Perhatian utama kami adalah melindungi hak-hak setiap warga negara,” kata Raisi dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian.

Ebrahim Raisi juga menyerukan “standar yang sama” di seluruh dunia dalam menangani kasus kematian warga sipil oleh tangan pihak berwenang.

Baca Juga: Cegah Stunting, Remaja Diimbau Jalani Pola Hidup Sehat dan Hindari Pernikahan Dini

Presiden membandingkan dengan pelanggaran HAM yang dilakukan negara Barat seperti AS dan Inggris serta menuntut agar negara-negara tersebut juga bertanggung jawab.

"Apakah semua kematian ini diselidiki?" kata Raisi merujuk kepada beberapa kasus penembakan oleh polisi di AS.

Demonstrasi besar-besaran terjadi di Iran setelah gelombang protes atas kematian wanita Kurdi, Mahsa Amini yang berusia 22 tahun pada 16 September lalu.

Sedikitnya 31 orang tewas dalam aksi demonstrasi selama enam hari tersebut. Kemarahan pengunjuk rasa meningkat yang ditandai dengan pembakaran kantor polisi dan kendaraan di beberapa kota.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat