kievskiy.org

Ebrahim Raisi Soroti Kematian Seorang Wanita di Iran: Harus Diselidiki

Presiden Iran, Ebrahim Raisi.
Presiden Iran, Ebrahim Raisi. /Reuters Reuters

PIKIRAN RAKYAT- Kejadian Rasis kembali terjadi, dengan korban tewas seorang wanita. Hal ini mendapat sorotan dari Presiden Iran Ebrahim Raisi.

Pada Kamis 22 September 2022 lalu, Raisi mengatakan kematian seorang wanita muda yang memicu protes di republik Islam itu perlu diselidiki.

Namun dirinya tetap menuduh kekuatan Barat munafik karena menimbulkan kekhawatiran.

Pada konferensi pers di New York di mana ia menghadiri Majelis Umum PBB, pemimpin ulama mengulangi kesimpulan koroner bahwa Mahsa Amini yang berusia 22 tahun tidak dipukuli.

Baca Juga: Protes Meningkat Usai Seorang Wanita Tewas Dipukuli Polisi, Presiden Iran: Harus Diselidiki

Sebuah fakta yang nampaknya telah ditolak oleh pengunjuk rasa.

"Tapi saya tidak ingin terburu-buru mengambil kesimpulan," kata Raisi.

"Jika ada pihak yang bersalah, tentu harus diselidiki. Saya menghubungi keluarga almarhum pada kesempatan pertama dan saya meyakinkan mereka secara pribadi bahwa kami akan terus mengusut insiden itu," katanya.

Para pengunjuk rasa, banyak dari mereka perempuan, mengatakan Amini meninggal dalam tahanan polisi moral yang menegakkan aturan berpakaian negara ulama pada perempuan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat