PIKIRAN RAKYAT - Di tengah memanasnya demonstrasi besar-besaran usai kematian seorang wanita di Iran, sebuah seruan untuk berkumpul beredar melalui pengumuman dan pesan teks massal.
Namun, seruan tersebut bukan untuk menyokong gelombang protes, melainkan gerakan untuk mendukung pemerintah Iran.
Terungkap seruan ini merupakan kali kedua, menyusul upaya serupa dua hari lalu setelah sholat Jumat yang dihadiri ribuan orang.
Protes tersebut juga merupakan bagian dari usaha pihak berwajib Iran untuk menindak apa yang mereka sebut sebagai ‘pelanggaran norma’ selama sembilan hari protes di seluruh negeri setelah kematian wanita berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini.
Baca Juga: Pestapora 2022: Daftar Lengkap Musisi yang Tampil hingga Harga Tiket
Protes itu menggunakan simbol-simbol agama untuk mendukung sistem teokrasi yang berkuasa setelah Revolusi Islam pada tahun 1979.
Ditambah lagi, penyelenggara protes mengklaim ada pembakaran Al Qur’an serta bendera Iran selama demonstrasi besar-besaran.
Pihak pendukung pemerintah juga mengutuk campur tangan asing dalam urusan Iran, terutama dari Amerika Serikat yang telah mendukung protes dan mengumumkan awal pekan ini bahwa mereka akan membuat pengecualian terhadap rezim sanksi Iran untuk mengurangi pemadaman internet.
Pertemuan yang diselenggarakan oleh negara selalu mendapat dukungan penuh dari polisi dan aparat keamanan dan diliput secara luas oleh televisi dan media pemerintah.