PIKIRAN RAKYAT – Setelah resesi seks, kini Korea Selatan (Korsel) dilanda fenomena ‘godoksa’. Pada tahun 2021, sekitar 3.000 orang di Korsel meninggal sendirian dalam keadaan sebatangkara.
Dilansir dari Korea Times, godoksa merupakan kasus di mana seseorang meninggal di rumah sendirian, dan mayatnya ditemukan setelah berhari-hari ia tidak terlihat, lantaran terputus dari anggota keluarga dan kerabatnya.
Menanggapi kembalinya fenomena godoksa di tahun 2022, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel mulai berbenah diri dengan memetakan kasusnya
Pemetaan tersebut dilakukan dengan menyelidiki mayat-mayat godoksa sejak April lalu, dan mengumumkan hasilnya di bulan Desember.
Baca Juga: Beredar Video Syur Diduga Rezky Aditya, Ramalan Hard Gumay Kembali Disorot
Lebih lanjut, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Cho Kyoo-hong mengatakan bahwa pemerintah pusat dan daerah akan mengambil tindakan bertanggung jawab.
Pihak-pihak terkait akan saling berkoordinasi untuk mengatasinya melalui sistem kesejahteraan sosial di Korea Selatan.
Negara Inggris dan Jepang di sisi lain baru-baru ini meluncurkan organisasi yang khusus menangani fenomena semacam godoksa. Hal itu akan ditiru oleh Cho di tahun 2023.
“Kami akan menyiapkan rencana induk untuk mencegah kematian (godoksa) tersebut dengan pihak yang relevan. Lembaga (akan beroperasi) pada kuartal pertama 2023," kata Cho.