PIKIRAN RAKYAT - Puluhan warga Peru terluka setelah insiden kerusuhan saat demonstrasi anti-pemerintah pada Jumat, 20 Januari 2023 malam waktu setempat. Sebuah tayangan TV lokal menunjukkan rekaman saat polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau para pengunjuk rasa yang melemparkan botol kaca dan batu di ibukota Lima.
Menteri Dalam Negeri Vicente Romero menyatakan, sebanyak 1.500 pengunjuk rasa menyerang sebuah kantor polisi di Kota Ilave. Selain itu, sebuah kantor polisi di Zepita, Puno juga terbakar.
Menurut data otoritas kesehatan di Ilave, delapan pasien dirawat di rumah sakit karena cedera, di antaranya pada lengan, patah kaki, luka memar di mata, dan perut yang tertusuk.
Baca Juga: Imbas Gelombang Unjuk Rasa, Presiden Peru Memperpanjang Keadaan Darurat Selama Sebulan ke Depan
Menjelang sore hari, 58 orang terluka di seluruh negeri dalam demokrasi. Insiden tersebut terjadi sehari setelah bangunan paling bersejarah di Lima ludes terbakar karena kerusuhan. Presiden Dina Boluarte bersumpah untuk bertindak lebih tegas pada ‘para pengacau’.
Adapun bangunan bersejarah yang dimaksud adalah sebuah rumah besar yang berusia hampir seabad. Para pejabat menggambarkan hal tersebut sebagai hilangnya aset monumental. Pihak berwenang tengah menyelidiki kejadian ini.
Romero mengklaim kobaran api di bangunan bersejarah itu telah direncanakan dan diatur. Ribuan demonstran turun ke Lima pada pekan ini untuk menyerukan perubahan. Mereka juga marah dengan jumlah korban tewas yang meningkat yaitu mencapai 45 orang.
Sebelum Dina Boluarte menjabat, presiden Peru sebelumnya Pedro Castillo ditumbangkan pada Desember 2022 setelah dia berusaha membubarkan badan legislatif. Pada pekan ini, kerusuhan terkonsentrasi di selatan Peru.