kievskiy.org

Konflik AS dan Tiongkok di Laut China Selatan, Beijing Kerahkan Sejumlah Pesawat Tempur dan Pengebom

Pesawat tempur di bawah Komando Armada Timur Angkatan Laut China bersiap mengudara dari pangkalan militer di Provinsi Zhejiang awal Juli 2020.*
Pesawat tempur di bawah Komando Armada Timur Angkatan Laut China bersiap mengudara dari pangkalan militer di Provinsi Zhejiang awal Juli 2020.* /ANTARA/HO-ChinaMilitary/mii

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah pesawat tempur terbaru dikerahkan oleh Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA).

Tiongkok mengerahkan sejumlah pesawat tempur terbarunya di perairan Laut China Selatan tak lama setelah mengecam militer Amerika Serikat di Taiwan.

Kolonel Senior Ren Guoqiang selaku Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok (MND) mengatakan bahwa di antara pesawat tempur terbaru Tiongkok itu terdapat pesawat pengebom H-6G dan H-6J.

Baca Juga: Atalanta vs Inter: Ketat hingga laga Penutup, Ini Catatakan Kedua Tim

"Ini latihan rutin untuk membantu meningkatkan kemampuan pilot secara teknis dan taktis serta mengasah kemampuan tempur AL pada segala cuaca," ujarnya dikutip media resmi setempat, Sabtu 1 Agustus 2020.

Sebelum mengirimkan pesawat tempur, pihak Tiongkok telah mengecam tindakan AS yng mengirim personel militernya ke Taiwan dengan dalih melakukan latihan serta bertukar pengalaman.

Tindakan AS merupakan pelanggaran serius prinsip-prinsip dasar hubungan internasional dan komitmen politik AS terhadap Tiongkok. Ini bisa berdampak buruk dalam hubungan bilateral dan kemitraan antarmiliter Tiongkok dan AS, kata Ren yang dikutip laman resmi militer Tiongkok, Jumat 31 Juli 2020.

Baca Juga: Pertama Kali Didatangi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo Kunjungi Wilayah Terpencil Lewati Jurang

Dia mendesak AS segera mengoreksi kesalahannya, menghentikan kontak militer dalam bentuk apa pun dengan Taiwan, mematuhi prinsip satu Tiongkok serta tiga komunike bersama Tiongkok-AS, dan tidak akan mengulangi aksinya di Taiwan.

Ren menekankan bahwa Taiwan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Tiongkok.

Bahkan menurut dia, masa depan Taiwan berada pada reunifikasi nasional karena kesejahteraan masyarakat Taiwan tergantung pada peremajaan sistem nasional.

Tiongkok memiliki ketegasan, penuh keyakinan, dan kemampuan yang memadai untuk menggagalkan segala bentuk intervensi eksternal dan upaya separatisme, kata Ren dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat