kievskiy.org

Ketegangan AS–Israel Meningkat Imbas Kebocoran Dokumen Rahasia Pentagon

Presiden AS, Joe Biden dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Presiden AS, Joe Biden dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. /Reuters/Ronen Zvulun

PIKIRAN RAKYAT – Bocornya dokumen rahasia Pentagon yang sebagian besar memuat informasi perang di Ukraina mengejutkan seluruh dunia. Kebocoran tersebut menimbulkan eskalasi serangan antara Rusia dan Ukraina. Selain itu juga mengungkap kerentanan dan perbedaan pendapat sekutu-sekutu Amerika Serikat (AS), termasuk Israel yang dikenal dekat dengan Gedung Putih.

Dokumen tersebut diduga bocor pertama kali pada Maret lewat platform Discord. Sejak itu, informasi telah dibagikan ke Twitter, Telegram, dan berbagai jejaring sosial lainnya. Ini merupakan kebocoran paling serius sejak WikiLeaks menerbitkan 700.000 dokumen rahasia di 2013.

Pada dokumen rahasia tersebut, tampak bahwa Washington menekan pemerintah Israel untuk memasok senjata mematikan ke Ukraina. Hal tersebut bertentangan dengan sikap Israel saat ini dan dapat membahayakan hubungan baik yang terjalin antara Benjamin Netanyahu dan Vladimir Putin.

Selain itu, dokumen juga memuat informasi tentang protes yang dilayangkan badan intelijen Israel, Mossad terhadap rencana Perdana Menteri Netanyahu untuk merenggut kekuasaan mahkamah agung.

Baca Juga: Yordania Tak Terima Israel Usik Jemaah Masjid Al Aqsa: Itu Tempat Ibadah Khusus Muslim

Pada Januari lalu, Netanyahu bersama sekutunya dari golongan religius dan ultranasionalis mengumumkan adanya reformasi yudisial. Rencana ini akan memberi hak kepada Netanyahu untuk menunjuk hakim agung. Sementara parlemen yang dikendalikan oleh sekutunya bakal memiliki wewenang untuk membatalkan keputusan mahkamah agung dan membatasi kemampuan pengadilan untuk meninjau undang-undang.

Rencana ini jelas menuai kritik dari para pendukung Israel di AS, termasuk organisasi Yahudi Amerika dan anggota kongres dari Partai Demokrat. Kritikus mengatakan rancangan undang-undang itu akan memusatkan kekuasaan di tangan koalisi parlemen dan mengarah ke pemerintahan diktator.

Di Israel sendiri, selama 3 bulan terakhir sudah ada puluhan ribu warga turun ke jalan untuk protes. Mobilisasi massa telah menyebabkan gesekan pada tubuh pemerintahan. Petinggi Mossad bahkan disebut menggerakkan para anggotanya dan masyarakat umum untuk melontarkan protes ke pemerintah.

Baca Juga: Lebih dari 1.500 Pemukim Israel Serbu Kompleks Masjid Al-Aqsa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat