kievskiy.org

Dikecam, Kompetisi Berburu Kucing Liar untuk Anak-anak di Selandia Baru Batal Digelar

Ilustrasi kucing liar. Kompetisi Perburuan Canterbury Utara menghapus kategori anak-anak menyusul reaksi keras kelompok hak asasi hewan.
Ilustrasi kucing liar. Kompetisi Perburuan Canterbury Utara menghapus kategori anak-anak menyusul reaksi keras kelompok hak asasi hewan. /Pexels/Zhicheng Zhang

PIKIRAN RAKYAT – Sebuah kompetisi bagi anak-anak untuk berburu dan membunuh kucing liar di Selandia Baru dibatalkan menyusul reaksi keras dari kelompok hak asasi hewan. Kompetisi Perburuan Canterbury Utara mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan kategori untuk anak di bawah 14 tahun.

Awalnya, kompetisi berburu ini memang turut melibatkan peserta anak-anak. Pada perlombaan yang akan digelar akhir Juni ini, peserta diminta untuk berburu sebanyak mungkin kucing liar dan meraih hadiah uang sekira 125 poundsterling.

Agar tidak didiskualifikasi, calon peserta diperingatkan untuk tidak memburu kucing peliharaan. Meski begitu, para aktivis berpendapat bahwa aturan tersebut tidak cukup. Menurut Will Appelbe, juru bicara kelompok hak asasi hewan SAFE, kucing peliharaan sulit dibedakan dari kucing liar.

Baca Juga: China Kritik Cara Media Barat Soroti Isu Penurunan Populasi di Negara Itu: Tak Punya Pemahaman Dasar

Beberapa pemilik hewan di Selandia Baru membiarkan kucing mereka berkeliaran bebas di luar ruangan. Akhirnya batas pembeda kucing liar dan peliharaan akan semakin kabur.

Menyusul reaksi keras yang dilontarkan, kompetisi tahunan yang ditujukan untuk menggalang dana bagi masyarakat pedesaan Pulau Selatan tersebut akhirnya menghapus kategori peserta anak-anak.

“Kami mengakui keprihatinan yang diajukan sehingga memutuskan untuk menghapus pengumuman (lomba) dari halaman kami per tanggal 17 April pukul 17.30. Kami mohon saran dan panduan untuk langkah selanjutnya,” kata penyelenggara kompetisi dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Sempat Mangkrak, China Lanjutkan Pembangunan Stasiun Penelitian ke-5 di Antartika

Di halaman Facebook-nya, penyelenggara mengatakan bahwa sekolah-sekolah yang terlibat dalam kompetisi tersebut telah mendapat pesan serta email yang tidak pantas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat