kievskiy.org

Sebut Israel Perlakukan Palestina Seperti Wilayah Jajahan, Pelapor Khusus PBB Dituduh Antisemit

Sejumlah warga Palestina melakukan aksi protes terhadap penyerbuan polisi Israel ke dalam Masjid Al Aqsa pada 5 April 2023.
Sejumlah warga Palestina melakukan aksi protes terhadap penyerbuan polisi Israel ke dalam Masjid Al Aqsa pada 5 April 2023. /Reuters/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT – Francesca Albanese, seorang pengacara Italia dan akademisi HAM menjadi pelapor khusus dari PBB untuk meliput situasi konflik di Palestina. Dalam laporannya ia mengatakan bahwa Israel telah memperlakukan Palestina layaknya wilayah jajahan.

Pernyataan ini memicu kemarahan Pemerintah Israel dan Albanese dituduh menyerukan kebencian dan antisemitisme.

Dalam penjelasannya, Albanese mengatakan bahwa ambisi teritorial Israel terhadap tanah yang tersisa di Palestina telah memunculkan praktik apartheid.

“Israel adalah kekuatan kolonial yang mempertahankan pendudukan untuk mendapatkan tanah sebanyak mungkin bagi orang-orang Yahudi saja. Inilah yang menyebabkan banyaknya pelanggaran hukum internasional,” ujarnya sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian.

Baca Juga: Diajak Staycation Agar Kontrak Kerja Diperpanjang, Karyawati di Cikarang Bongkar Perlakuan Atasannya

Menurut pengacara 46 tahun itu, jika PBB benar-benar berkomitmen pada solusi untuk keduanya, mereka harus memastikan bahwa perilaku Israel selaras dengan tujuan kedaulatan Palestina baik dari segi politik, ekonomi, maupun budaya. Untuk mencapai tujuan itu, maka hak menentukan nasib sendiri harus menjadi titik awal.

“Negara-negara anggota harus berhenti sekedar berkomentar soal pelanggaran di sini dan di sana. Kekerasan di wilayah pendudukan Palestina adalah siklus, bukan sesuatu yang pecah secara tidak sengaja. Hanya ada satu cara untuk memperbaikinya dan itu adalah memastikan Israel mematuhi hukum internasional,” kata Albanese.

Albanese mengunjungi kedutaan Palestina di London untuk memperingati Nakba (peristiwa penghancuran masyarakat dan tanah air Palestina dari tahun 1947-1949).

Dia juga bertemu dengan anggota parlemen dan kelompok progresif Yahudi. Tahun ini menjadi kali pertama PBB secara resmi memperingati peristiwa Nakba.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat