kievskiy.org

Debat Parlemen: Apakah Pahlawan Belanda yang Dulu Melawan Indonesia Kini Jadi Penjahat?

Foto koleksi IPPHOS repro dari buku berjudul Siliwangi dari Masa ke Masa tentang perbaikan rel kereta api yang rusak akibat serangan Belanda di Banten pada 1947.
Foto koleksi IPPHOS repro dari buku berjudul Siliwangi dari Masa ke Masa tentang perbaikan rel kereta api yang rusak akibat serangan Belanda di Banten pada 1947. /Dok. IPPHOS

PIKIRAN RAKYAT – Sebelum Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte mengakui Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Parlemen di Belanda mengadakan debat yang dihadiri sejumlah partai politik, hingga sejarawan.

Dalam debat yang digelar pada Rabu, 14 Juni 2023 itu, anggota parlemen Belanda ada yang setuju dan tak setuju soal pengakuan Kemerdekaan Indonesia tersebut. Pasalnya jika pemerintah Belanda mengakui kemerdekaan itu, mereka mengakui pula perang yang dilakukan ratusan tahun lalu juga tak dibenarkan.

Sejumlah anggota parlemen menyebut jika penjajahan yang dilakukan Belanda di Indonesia merupakan kekerasan ekstrem. Pemerintah Belanda pun wajib untuk meminta maaf kepada negara dan masyarakatnya.

Namun ada pula anggota parlemen yang tak setuju dengan itu. Anggota parlemen yang tak setuju menyebut sejatinya perang memang selalu dilakukan dengan kekerasan.

Baca Juga: Belanda Akui Kemerdekaan Indonesia, Diminta Kembalikan Uang Rp504 Triliun dan Hapus Istilah Hindia Belanda

Anggota parlemen tersebut kemudian mempertanyakan kepada lawan terkait sejumlah tokoh yang dinyatakan sebagai pahlawan Belanda yang dulunya membela negeri Kincir Angin itu di Indonesia. Apakah sosok tersebut yang dulunya pahlawan kini jadi penjahat?.

Dalam debat tersebut, anggota parlemen yang tak setuju mencontohkan Kapten Westerling saat memimpin pasukan di Sulawesi Selatan. Westerling disebut bisa mengamankan kondisi dari kerusuhan dan tercatat sebagai pahlawan di Belanda.

“Pikirkan tindakan Kapten Westerling di Sulawesi Selatan. Sebuah rencana dibuat untuk itu. Komando tentara setuju. Jenderal memberikan persetujuannya. Kapten Westerling telah mengusir para pemoeda yang menjarah dan membunuh. Dia telah memulihkan ketertiban. Dia telah menggulingkan struktur gerilya dan memulihkan ketenangan. Dalam konteks masa itu, pria ini adalah pahlawan mutlak. Ada tiga penelitian lagi yang menunjukkan bahwa itu memang pahlawan,” ujar anggota parlemen Van Haga, dikutip dari transkrip debat.

Pernyataan anggota parlemen yang tak setuju soal Belanda disebut melakukan kekerasan ekstrem itu mempertanyakan pula apakah patung pahlawan harus dirobohkan. Dia merasa narasi yang beredar saat ini seperti menandakan Belanda keji.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat