PIKIRAN RAKYAT - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengancam akan mengambil tindakan untuk memblokir jejaring media sosial jika situasi di negara tersebut semakin memburuk setelah tewasnya Nahel Merzouk.
Emmanuel Macron menyatakan perlunya untuk mempertimbangkan masalah terkait jejaring media sosial dan kemungkinan pengaturan serta pelarangan jika situasi yang ada semakin memanas.
“Kita perlu memikirkan larangan media sosial yang berlaku. Jika situasi di Prancis kian memburuk. Pemerintah perlu mengatur dan memblokir,” katanya.
Akan tetapi, Emmanuel Macron juga menekankan pentingnya untuk tidak bertindak secara gegabah dalam pembahasan ini.
Baca Juga: Polemik Renovasi JIS, Jubir Anies Baswedan Minta Pemerintah Berhenti Politisasi
Pada Jumat minggu lalu, ia menyatakan bahwa pemerintah Prancis akan melakukan identifikasi dan penyelidikan terhadap individu atau kelompok yang memprovokasi unjuk rasa melalui media sosial.
Media Prancis melaporkan bahwa pemerintah telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari platform media sosial untuk membahas kerusuhan yang tengah terjadi ini.
Di lain sisi, Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, dan Delegasi Menteri untuk Transisi Digital dan Telekomunikasi, Jean-Noel Barrot, secara khusus telah mengingatkan platform seperti TikTok, Snapchat, dan Twitter tentang tanggung jawab mereka dan meminta dukungan mereka dalam mengidentifikasi pengguna yang terlibat dalam pelanggaran.
Sebelumnya, kerusuhan di Prancis ini dimulai sejak 27 Juni 2023 usai seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun ditembak mati oleh seorang petugas polisi.