kievskiy.org

Jepang Buang Air Limbah Nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik, Tuai Pro-Kontra Bahan Radioaktif dan Ancamannya

Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan untuk air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima.
Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan untuk air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima. /Kyodo via Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Pekerja di Jepang mulai membuang air radioaktif ke Samudra Pasifik sejak Kamis, 24 Agustus 2023. Air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi itu merupakan 'peninggalan' pabrik yang hancur akibat gempa dan tsunami pada 2011.

Sebuah tinjauan oleh pengawas nuklir PBB mengatakan pembuangan itu akan memiliki dampak radiologis yang tidak parah dan dapat diabaikan terhadap manusia serta lingkungan. Namun, beberapa negara tetap khawatir.

Mengapa Ada Air di Pabrik Fukushima?

Setelah gempa bumi dan tsunami Tohoku 2011, beberapa reaktor meleleh di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi. Guna mencegah bencana lebih lanjut, para pekerja membanjiri reaktor dengan air, dan air itu dengan cepat menjadi sangat terkontaminasi.

Baca Juga: Donald Trump Dipenjara Hanya 20 Menit, Kembali Tegaskan Tak Bersalah

Pada saat ini, pabrik dalam keadaan offline dan reaktor mati, tetapi masih perlu didinginkan. Itulah sebabnya air limbah terus menumpuk. Pada tahun-tahun sejak bencana tersebut, air tanah juga telah disaring ke dalam situs, dan beberapa di antaranya juga telah terkontaminasi.

Berurusan dengan semua air radioaktif ini telah menjadi tantangan teknis besar bagi pemerintah Jepang. Menurut pihak berwenang, pada saat ini sekitar 350 juta galon disimpan di lebih dari 1.000 tangki di lokasi. Tangki-tangki itu mendekati kapasitas, dan pabrik tidak mampu menampung lagi, sehingga sebagian air perlu dilepaskan.

Tidak Bisakah Jepang Menyaring Partikel Radioaktif Keluar dari Air?

Pemerintah telah bekerja pada sistem penyaringan kompleks yang menghilangkan sebagian besar isotop radioaktif dari air. Dikenal sebagai Advanced Liquid Processing System (ALPS), sistem itu dapat menghilangkan beberapa kontaminan radioaktif yang berbeda dari air.

Pihak berwenang telah menggunakan ALPS dan sistem lain untuk menghilangkan beberapa isotop paling berbahaya, seperti cesium-137 dan strontium-90. Namun, ada isotop radioaktif yang tidak dapat mereka saring bernama tritium.

Tritium adalah isotop hidrogen, dan hidrogen adalah bagian dari air itu sendiri (H20). Jadi, tidak mungkin membuat filter yang bisa menghilangkan tritium.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat