kievskiy.org

China Larang Ekspor Seafood Jepang Buntut Buang Air Limbah Nuklir ke Samudra Pasifik, Negeri Sakura Panik

Seorang penjual mengolah kerang selancar di sebuah warung ikan dan makanan laut, di sebuah pasar makanan laut di Beijing, China.
Seorang penjual mengolah kerang selancar di sebuah warung ikan dan makanan laut, di sebuah pasar makanan laut di Beijing, China. /Reuters/Firenze Lo

PIKIRAN RAKYAT - Tak butuh waktu lama bagi China mengeluarkan larangan ekspor makanan laut atau seafood dari Jepang. Hal itu langsung dilakukan pada saat Negeri Sakura membuang air limbah nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik pada Kamis, 24 Agustus 2023.

Otoritas bea cukai China melarang seafood dari Jepang memasuki negaranya. Kebijakan itu pun akan mempengaruhi semua impor "produk akuatik", termasuk seafood.

"Kami akan secara dinamis menyesuaikan langkah-langkah peraturan yang relevan sebagaimana mestinya untuk mencegah risiko pembuangan air yang terkontaminasi nuklir ke kesehatan dan keamanan pangan negara kita," kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan, Sabtu 26 Agustus 2023.

Baca Juga: Pengakuan Kekasih WNI yang Tewas di Jepang, Diduga Jadi Dalang Pembunuhan: Saya Tidak Ingat

Tidak lama setelah pengumuman China, Presiden Tokyo Electric Power Company Holdings Tomoaki Kobayakawa pun bereaksi. Dia mengatakan, utilitas sedang mempersiapkan untuk memberi kompensasi kepada pemilik bisnis Jepang secara tepat atas kerusakan yang diderita oleh larangan ekspor dari "pemerintah asing".

Dia menuturkan, China adalah mitra dagang utama. Sehingga, dia akan melakukan yang terbaik untuk memberikan penjelasan ilmiah tentang pembebasan tersebut sehingga larangan ekspor akan dicabut sesegera mungkin.

Begitu juga dengan Perdana Menteri Fumio Kishida yang mengatakan bahwa Jepang meminta China untuk segera mencabut larangan tersebut. Dia berjanji untuk melindungi industri perikanan dari kerusakan reputasi akibat pelepasan air limbah Fukushima ke Samudra Pasifik tersebut.

"Kami akan terus meminta agar pemerintah China dengan tegas melakukan diskusi ilmiah," ucapnya.

Baca Juga: Donald Trump Dipenjara Hanya 20 Menit, Kembali Tegaskan Tak Bersalah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat