PIKIRAN RAKYAT - Jalur Gaza sebuah jalur sempit yang membentang sepanjang 41 kilometer di pesisir Laut Tengah, bagian dari wilayah Palestina. Jalur ini telah menjadi pusat perhatian dalam sejarah yang panjang dan seringkali kontroversial hingga saat ini.
Tempat yang kini dikenal sebagai kantong padat penduduk ini memiliki akar sejarah yang dalam, yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat di kawasan itu. Mayoritas penduduknya, besar dan lahir di Jalur Gaza, selebihnya diketahui merupakan pengungsi dari Palestina.
Melalui perjalanan sejarah yang panjang, Jalur Gaza telah menjadi pusat perhatian konflik politik dan perjuangan yang berkepanjangan.
Zaman Kuno dan Periode Klasik
Jalur Gaza memiliki sejarah yang bermula pada zaman kuno. Kota Gaza, yang terletak di pusat Jalur Gaza modern, telah menjadi pusat perdagangan dan aktivitas budaya sejak ribuan tahun yang lalu.
Baca Juga: Anak-Anak di Palestina Hadapi Situasi Sulit
Pada zaman kuno, misalnya Jalur Gaza menjadi bagian dari berbagai kerajaan dan imperium, termasuk Fenisia, Mesir Kuno, Kekaisaran Persia, dan Yunani Kuno.
Kota yang tengah mengalami pertikaian antara Hamas dan Israel ini juga memiliki peran penting dalam sejarah agama, dengan referensi dalam berbagai teks agama seperti Alkitab dan Al-Quran.
Masa Kolonial dan Kontemporer
Selama periode kolonial, Jalur Gaza jatuh ke tangan Kekaisaran Ottoman dan kemudian dikuasai oleh Britania Raya setelah Perang Dunia I. Pada tahun 1948, setelah perang Arab-Israel pertama, Jalur Gaza dikuasai oleh Mesir.
Setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Jalur Gaza menjadi bagian dari wilayah yang diduduki Israel. Meskipun terjadi beberapa upaya perdamaian dan kemerdekaan, konflik di wilayah tersebut terus berlanjut hingga saat ini.