kievskiy.org

Palestina: Penjajah Israel Anggap Diamnya Komunitas Internasional Lampu Hijau Lanjutkan Genosida

Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 1 November 2023.
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 1 November 2023. /Reuters/Fadi Whadi

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, penjajah Israel menganggap diamnya komunitas internasional sebagai lampu hijau untuk melanjutkan pembantaian. Hal itu disampaikan pada Senin, 6 November 2023.

Berdasarkan laporan terbaru, gempuran penjajah di Palestina sejak 7 Oktober 2023 hingga 6 November 2023 membuat 10.022 warga Palestina tewas dalam serangan di Gaza, 152 warga tewas di Tepi Barat, jumlah itu meningkat bila dibandingkan dengan sebelumnya, jumlah korban tewas 9.922 jiwa.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, sebanyak 4.104 anak-anak tewas akibat gempuran itu, 2.641 perempuan juga menjadi korban tewas karena serangan penjajah.

"Jumlah korban luka sejak 7 Oktober meningkat menjadi 25.408 orang," kata Kementerian Kesehatan setempat saat konferensi pers di Gaza, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Sejak serangan 7 Oktober 2023, dilaporkan, 192 staf medis meregang nyawa, bahkan ambulans menjadi sasaran. Sebanyak 32 ambulans bahkan dilaporkan hancur akibat serangan penjajah.

Belakangan, media sosial dihebohkan dengan sistem pertahanan negara penjajah, Iron Dome, yang dilaporkan mengalami kendala. Dalam video X Quds News Network, tampak rudal-rudal sistem pertahanan itu tampak memutar balik dan menghantam beberapa bangunan di Tel Aviv.

Suara sirine bersahutan, kilatan api tampak menyala dengan terang. Rudal tersebut tampak meletus di pelbagai bangunan.

Patuhi hukum

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus menyuarakan dukungannya untuk Palestina. Terbaru, dia meminta agar penjajah Israel menghentikan pembunuhan terhadap warga sipil dan menyerang fasilitas sipil seperti rumah sakit serta rumah ibadah.

"Patuhi hukum humaniter internasional. Sekjen PBB pernah mengatakan, di dalam perang pun ada hukumnya,” kata dia melalui rekaman video yang disampaikan Kementerian Luar Negeri, Senin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat