kievskiy.org

Cerita Relawan Indonesia di Gaza: Makan Sehari Sekali, Tolak Pulang ke Tanah Air

Tangkapan layar pesan video dari salah satu relawan MER-C Indonesia, yang beroperasi di Gaza.
Tangkapan layar pesan video dari salah satu relawan MER-C Indonesia, yang beroperasi di Gaza. /X @mercindonesia

PIKIRAN RAKYAT - Terletak di utara Gaza, Beit Lahia merupakan wilayah di mana Rumah Sakit Indonesia didirikan. Di sana, salah satu relawan medis Indonesia, Fikri Rofiul Haq membagikan kegetiran situasi Gaza tiga hari terakhir.

Bermarkas di organisasi kemanusiaan Indonesia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Fikri menyaksikan persis bagaimana ngerinya serangan bom membabi buta dari Israel Penjajah.

“Pasukan Israel telah mengebom ladang di Jalur Gaza dan banyak tanaman mati. Tahun ini tidak akan ada hasil bumi seperti stroberi padahal saat ini sedang musim dingin,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 12 November 2023.

Di tengah kengerian perang Israel di Gaza, hancurnya panen stroberi di Palestina mungkin sepele. Namun bagi Fikri, kenangan akan stroberi di Gaza bisa sedikit mendistraksinya dari bencana di depan mata.

Baca Juga: BLT El Nino Rp400 Ribu Cair Kapan? Simak Jadwal dan Cara Cek via HP

Setiap hari kini hanya soal hidup dan mati. Terutama setelah Penjajah Israel memusatkan serangannya terhadap rumah sakit, tempat di mana ia melaksanakan tugasnya sebagai relawan.

“Pada awal perang, kami masih bisa mendapatkan beberapa barang dari sekitar rumah sakit, seperti sayur mayur dan mie instan, namun sekarang tidak mungkin mendapatkan produk segar seperti bawang, tomat, dan mentimun,” ujarnya.

Lalu dia menceritakan sulitnya makan dan minum. Bahkan, kata Fikri, seringnya para staff medis hanya mengganjal perut dengan biskuit dan kurma.

“Di Rumah Sakit Indonesia saat ini, staf hanya mendapat makan sekali sehari saat makan siang, yang disediakan oleh Rumah Sakit Al-Shifa (yang berdekatan). Untuk sarapan dan makan malam, staf makan biskuit atau kurma,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat