PIKIRAN RAKYAT - Two-state solution atau solusi dua negara kembali ramai diperbincangkan. Gagasan perdamaian itu dinilai sebagai kunci untuk menghentikan perang Israel dan Palestina.
Terlebih sejak agresi militer pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 11.000 warga Palestina tewas dan 29.200 lainnya mengalami luka-luka.
"Para korban termasuk 4.650 anak-anak dan 3.145 wanita, sementara 29.200 lainnya terluka," demikian laporan resmi pemerintah Palestina, dikutip dari Anadolu Agency pada Kamis, 16 September 2023.
Sejak perang pecah, tak sedikit pihak yang mendesak agar solusi dua negara segera direalisasikan. Lantas apa sebenarnya solusi dua negara?
Baca Juga: Kenapa Para Pemimpin Negara Arab Tak Sudi Dukung Palestina?
Apa itu Solusi Dua Negara?
Perang yang berlangsung selama bertahun-tahun antara Israel dan Palestina memunculkan solusi dua negara.
Dalam skenarionya, Palestina menjadi negara berdaulat yang merdeka, sementara Israel menjadi negara Yahudi yang berdaulat. Dengan demikian, masing-masing negara akan memiliki pemerintahan dan kendali atas wilayah sendiri.
Usulan ini kerap diabaikan oleh Israel dan Palestina, tapi tak pernah luput untuk digunakan sebagai landasan menyelesaikan perang.
Dalam sidang PBB pada 1947, solusi dua negara langsung ditolak oleh Arab, yang menentang pembentukan Israel. Lalu pada 1948, perang Israel-Arab meletus. Konflik tersebut memperebutkan wilayah sengketa yang berakhir dengan Perjanjian Gencatan Senjata dan kemenangan di pihak Israel.