kievskiy.org

Kenapa Para Pemimpin Negara Arab Tak Sudi Dukung Palestina?

Joe Biden dan Raja Salman (kiri).
Joe Biden dan Raja Salman (kiri). /dok Reuters via Arab News

PIKIRAN RAKYAT - Ketika Zionis memulai pembantaian etnis di Palestina untuk mendirikan negara Israel tahun 1948, penderitaan rakyat Palestina menghantarkan daya kejut bagi dunia Arab.

Timbul gelombang kecaman dari negara-negara Arab yang berada di tengah perjuangan anti-kolonial mereka, sehingga status pembebasan Palestina menjadi perjuangan pan-Arab alias ikut menjadi urusan mereka juga.

Namun, ketika rezim-rezim Arab, baik republik maupun monarki semakin mapan secara ekonomi, 'manfaat' berjuang demi Palestina menjadi tidak menarik lagi bagi para pemimpin Arab.

Pengabaian terhadap Palestina berhubungan langsung dengan ketergantungan politik rezim Arab terhadap Amerika Serikat (AS), pendukung utama Israel Penjajah dan proyek kolonial mereka.

Palestina saat ini tampak seperti sebuah renungan dalam tatanan politik Arab, dengan banyaknya negara Timur Tengah yang berdamai dan menormalisasi hubungan bersama penjajah.

Dari pada mengecam Israel Penjajah, para pemimpin arab justru menyalahkan perpecahan politik Palestina antara Fatah dan Hamas, atas keadaan mengerikan yang kini menimpa rakyatnya.

Bahkan, saat ini, klausul embargo minyak ke Israel pun ikut ditolak, diantaranya oleh Arab Saudi, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, Maroko, Mauritania, dan Djibouti.

Baca Juga: Arab Saudi Bersikukuh Tolak Embargo Israel

Rezim Arab 'Serahkan' Palestina kepada AS

Pada 1977, beberapa bulan sebelum kunjungannya ke Israel, Presiden Mesir Anwar Sadat menyinggung fakta bahwa Amerika Serikat (AS) memegang “99 persen kendali” di Timur Tengah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat