kievskiy.org

Pesan Terakhir Dokter di Gaza Sebelum Tewas, Sindir Diamnya Negara Arab hingga PBB: Kami Hanya Punya Allah

Ilustrasi jenazah.
Ilustrasi jenazah. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT - Warga Gaza, Dr Asmaa al-Ashqar yang bekerja di rumah sakit al-Quds Gaza menuliskan pesan hanya 24 jam sebelum dia tewas dalam serangan udara penjajah Israel. Dalam rekaman suara emosional, dia mengatakan bahwa Gaza sedang "dimusnahkan" di hadapan dunia, dan tidak ada yang mengambil tindakan.

"(Kepada negara-negara Arab) Kami tidak membutuhkan apapun dari Anda ... Orang Israel menyebut kita manusia binatang, Joe Biden berbicara tentang kemanusiaan dan membela Israel, tetapi tidak melihat apa yang terjadi pada kami... Kami dibunuh satu demi satu dan seluruh dunia mengawasi kami, seluruh keluarga dimusnahkan dari catatan sipil," tuturnya.

"Orang-orang terjebak di bawah puing-puing, di manakah bangsa-bangsa? Siapa yang membantu Gaza? Kita hanya memiliki Allah. Saya bersaksi bahwa hanya ada satu Allah dan bahwa Muhammad SAW adalah utusannya. Allah akan meminta pertanggungjawaban semua orang yang mengkhianati kami... kami tidak akan memaafkan semua orang yang menormalisasi (hubungan) dengan Israel dan menari di atas luka kami," kata Asmaa al-Ashqar menambahkan.

Baca Juga: Beredar Video Penjajah Israel Tak Kuat Cium Bau Busuk dari Mayat Pasukan Militer IDF yang Dibekukan

Pesan Terakhir dari Mereka yang Bertahan di Gaza

Pembantaian tanpa henti penjajah Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meratakan seluruh lingkungan dan meninggalkan daerah yang terkepung menyerupai mimpi buruk apokaliptik. Sebulan kemudian, jumlah korban tewas telah melampaui 10.000 orang dan mencakup lebih dari 4.000 anak-anak.

Tempat-tempat aman seperti masjid, gereja, pusat media, rumah sakit, dan supermarket di Gaza pun telah dibom penjajah Israel. Di darat, penduduk Gaza menggambarkan serangan udara, ledakan konstan, dan pengalaman mendekati kematian.

Banyak yang membagikan cerita mereka di media sosial, dengan peringatan bahwa pesan tersebut mungkin akan menjadi yang terakhir. Salah satunya seorang jurnalis kantor media pemerintah Gaza, Haytham Harrara yang tewas pada 3 November 2023.

"Kami tidak akan pergi, kami tidak akan diasingkan, dan Anda tidak akan melihat apapun dari kami selain ketabahan, kepastian, dan ketahanan. Jika itu akan menjadi migrasi, maka itu antara tanah kami yang diduduki atau langsung kepada Tuhan, Tuhan semesta alam," katanya dalam unggahan terakhir pada 13 Oktober 2023.

Haytham Harrara dinyatakan meninggal di rumah sakit al-Shifa Gaza, salah satu rumah sakit terbesar di daerah tersebut, tempat ribuan orang berlindung dan mencari perawatan dari pembantaian yang sedang berlangsung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat