kievskiy.org

Siapa Etnis Rohingnya? Kenapa Sering Berlayar dan Mengungsi ke Indonesia?

Pengungsi Rohingnya tiba di Aceh pada 14 November 2023.
Pengungsi Rohingnya tiba di Aceh pada 14 November 2023. /Reuters/Hidayatullah Tajuddin Reuters/Hidayatullah Tajuddin

PIKIRAN RAKYAT – Selama tiga hari berturut-turut, gelombang kedatangan etnis Rohingnya di pesisir Aceh terus meluap. Gelombang kedatangan pertama terjadi pada Selasa, 14 November 2023 lalu di pesisir pantai Gampong Blang Raya Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, sebanyak 200 orang Rohingnya datang, namun enam di antaranya melarikan diri.

Gelombang kedua kedatangan etnis Rohingnya terjadi pada Rabu, 15 November 2023 di kawasan Pantai Beurandeh, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie ada 147 imigran dan ditampung sementara. Sedangkan gelombang ketiga terjadi pada Kamis, 16 November 2023 di pesisir Jangka Kabupaten Bireuen, sebanyak 249 imigran dalam satu kapal namun tidak ditampung oleh warga.

Pengurus wilayah setempat mengaku menolak kedatangan pengungsi Rohingnya karena kecewa dengan sikap para pengungsi yang sudah sering ditampung. Pengungsi Rohingnya disebut sering tidak tertib, bahkan melarikan diri dari tempat penampungan.

Lalu siapa saja pengungsi Rohingnya? Kenapa mereka sering berlayar dan mengungsi ke wilayah Indonesia?

Baca Juga: 2 Anak Jokowi Pilih Sekolah ke Luar Negeri, Rela Sering Tak Diberi Uang Jajan

Etnis Rohingnya

Etnis Rohingnya merupakan etnis minoritas muslim di Myanmar. Melansir UNHCR, etnis Rohingnya telah berabad-abad tinggal di Myanmar yang mayoritas warganya menganut agama Buddha, atau yang lebih dikenal sebagai Burma.

Meski berabad-abad tinggal di Myanmar, keberadaan etnis Rohingnya tidak diakui sebagai etnis resmi. Mereka bahkan tidak diberi kewarganegaraan sejak tahun 1982, bahkan mereka menjadi populasi tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia.

Anggota keluarga dari etnis Rohingnya yang tidak memiliki kewarganegaraan otomatis tidak mendapatkan hak dasar dan perlindungan dari negara manapun. Mereka sangat rentan terhadap eksploitasi, kekerasan seksual dan pelecehan.

Berdasarkan penuturan sejumlah sejarawan, kelompok etnis Rohingnya merupakan migran dari Bangladesh. Mereka melakukan migrasi  saat masa perpindahan yang berlangsung selama masa pemerintahan Inggris di Burma, dan setelah kemerdekaan Burma pada 1948, serta selama periode Kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat