kievskiy.org

Jeda Kemanusiaan di Gaza, Qatar Harap 'Ada Kesempatan dalam Kesempitan'

Seorang wanita memberi isyarat, ketika pengunjuk rasa dan anggota serikat pekerja memblokade BAE Systems Rochester, selama protes mendukung warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rochester, Kent, Inggris.
Seorang wanita memberi isyarat, ketika pengunjuk rasa dan anggota serikat pekerja memblokade BAE Systems Rochester, selama protes mendukung warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rochester, Kent, Inggris. /REUTERS /Susannah Irlandia REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Qatar Mohammed Abdulrahman berharap, gencatan senjata di Jalur Gaza dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait untuk melakukan perundingan serius, guna mencapai perdamaian di masa mendatang.

Mohammed Abdulrahman mengapresiasi Amerika Serikat dan Mesir yang telah berkontribusi mencapai kesepakatan jeda kemanusiaan di Jalur Gaza dalam beberapa minggu terakhir.

Lebih lanjut, dia berharap pihak-pihak terkait turut memikirkan solusi berkelanjutan yang dapat mengakhiri peperangan dan pertumpahan darah di wilayah tersebut.

"Kami berharap ini akan menghasilkan perjanjian yang komprehensif dan berkelanjutan yang akan mengakhiri perang dan pertumpahan darah,” ujar Abdulrahman dalam sebuah pernyataan pada media sosial X.

Baca Juga: TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD Dinominasi Non-Partai, Lebih dari 21 Persen Perempuan

Kesepakatan Gencatan Senjata

Setelah lebih dari enam minggu pembantaian di Jalur Gaza terjadi, penjajah Israel akhirnya menyetujui gencatan senjata pada 22 November 2023.

Keputusan itu diambil melalui pemungutan suara dalam rapat kabinet yang berlangsung Selasa malam, 21 November 2023 hingga Rabu dini hari.

Perjanjian yang dimaksud mencakup jeda serangan Israel di Gaza selama lima hari dan pembebasan 50 sandera yang ditahan oleh Hamas dengan imbalan sekitar 150 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Meski rincian kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan tidak dirilis, tetapi kabarnya penjajah Israel akan memperpanjang jeda satu hari tambahan untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat